Tampak Mencurigakan Bawa Belasan Ponsel dan Paspor Palsu, Pria Setengah Baya Ini Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Terkuak Terlibat Operasi Intelijen Asing Negara Ini

May N

Penulis

Ilustrasi intelijen asing
Ilustrasi intelijen asing

Intisari - Online.com -Sebuah pengusutan mendalam Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno-Hatta dan Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta berhasil menguak operasi intelijen asing yang memasuki Indonesia.

Ialah Ghassem Saberi Gilchalan, sosok pria berumur 49 tahun yang kini ditahan 2 tahun karena penggunaan paspor palsu dengan denda Rp 100 juta.

Sidangnya dilaksanakan di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten, sedangkan vonisnya dijatuhkan pada pertengahan September 2021.

November lalu upaya bandingnya ditolak.

Baca Juga: Putra Mendiang Diktator Eksentrik Muammar Gaddafi Jadi Calon Presiden Libya, Semengerikan Apa Pemerintahan Ayahnya Dulu hingga Kirim Intel ke Seluruh Dunia?

Lantas, siapakah Ghassem Saberi Gilchalan dan mengapa ia memasuki Indonesia membawa paspor palsu?

Melansir Kompas.id, Gilchalan ditangkap pada akhir Mei 2021 oleh Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno-Hatta dan Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta.

Ia ditangkap ketika ia berjalan santai menuju pelaporan maskapai Qatar Airways di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten.

Ia saat itu ditangkap ketika mengambil pas keberangkatan pesawat Qatar Airways rute Jakarta-Doha, Qatar oleh beberapa personel Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno-Hatta dan Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Negara Asia Tenggara Ini Mendadak Perintahkan Militernya Untuk Hancurkan dan Larang Gunakan Senjata Militer Buatan AS, Apa Alasannya?

Gilchalan diperiksa selama empat jam dan barang-barangnya digeledah, dan identitasnya diperiksa silang oleh petugas.

Gilchalan saat itu memegang paspor Bulgaria bernomor 382509836, tapi petugas juga menemukan dua paspor lagi di tas ranselnya.

Satu paspor adalah paspor Bulgaria yang sudah kedaluwarsa, dan satu lagi paspor Iran yang masih berlaku sampai 2023, semua tas nama dia.

Ada juga sejumlah dokumen berbahasa Persia, beberapa kartu bertuliskan anggota Persatuan Bekas Polis Malaysia dan Skuad 69 PDRM.

Baca Juga: Terlihat Bugar di Pertemuan Virtual dengan Biden Meski Usia Sudah 69 Tahun, Ini Rahasia Vladimir Putin Selalu Terlihat Tangguh, Termasuk Berenang dan Angkat Beban

Petugas juga menemukan uang tunai berbentuk 16 mata uang asing dengan nominal setara Rp 140 juta, serta ditemukan juga 11 telepon seluler, satu tablet, satu pemutar musik, dua modem dan beberapa kartu SIM lokal maupun luar negeri.

Total 11 ponsel miliknya ada tiga perangkat yang hanya dapat dipakai melakukan panggilan telepon ataupun berkirim pesan, yaitu Nokia 3310 dan 8110.

Sisanya adalah telepon pintar seperti iPhone 5, iPhone 6, iPhone 6 Plus, iPhone 11 dan Huawei Y5.

Banyaknya telepon genggam milik Gilchalan membuat petugas curiga.

Baca Juga: Pantas Saja China Ngotot Ingin Bangun Pangkalan Militer di Negara Miskin Ini, Ternyata Negara Ini Adalah Tempat Paling Ditakuti Amerika Serikat, Apa Alasannya?

”Saya punya teman di beberapa negara, saya harus menyimpan nomor-nomornya,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandara Soekarno-Hatta Ajun Komisaris Rezha Rahandhi, September lalu, menirukan jawaban Gilchalan saat diinterogasi.

Sementara itu paspor Bulgaria yang dibawa Gilchalan juga diperiksa keasliannya.

”Kedubes Bulgaria melalui keterangan tertulis menyatakan paspor itu palsu, fake. Dia bukan warga negara Bulgaria. Gilchalan juga mengakui itu,” kata Rezha.

Tidak hanya paspor Bulgarianya, paspor Iran yang ia bawa juga diperiksa keasliannya.

Baca Juga: Dibongkar Intelijen Amerika, Rusia Dituduh Jadi Biang Kerok Kekacauan di Eropa, Tindakan Rusia Ini Disebut-sebut Bisa Menyulut Seisi Eropa ke Dalam Peperangan

Kedutaan Besar Iran di Jakarta menurut Rezha mengakui jika Gilchalan adalah warga negara Iran.

Data perlintasan imigrasi menunjukkan Gilchalan sudah 30 kali keluar-masuk Indonesia dari 2012-2021 menggunakan paspor Iran dan Bulgaria.

Paspor Iran ia gunakan pada 2012 dan 2019 hanya untuk perjalanan dari dan ke negaranya.

Sedangkan sepanjang 2013 sampai 2018 dan 2021 ia menggunakan paspor Bulgaria dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia.

Baca Juga: Amerika Pun Sampai Ketakutan, Israel Pun Kelabakan, Terkuak Ini Dia Jumlah Uranium yang Dimiliki Iran untuk Menciptakan Senjata Nuklir

Aktivitas mencurigakan Gilchalan sudah dicurigai oleh penegak hukum Indonesia sejak 2020.

Setelah saat itu mereka mengumpulkan informasi mengenai Gilchalan dan juga bekerja sama dengan maskapai dan otoritas bandara guna melacak jika Gilchalan kembali masuk ke Indonesia.

Akhirnya kerja sama itu membuahkan hasil menangkap Gilchalan dengan baik.

Kecurigaan aparat bertambah ketika mendapatkan hasil ekstraksi yang dilakukan penegak hukum terhadap 11 ponsel Gilchalan, karena tidak hanya ditemukan kontak telepon tapi ada 400 gigabita (GB) data yang terunduh dari ponsel-ponsel tersebut.

Baca Juga: Dianggap Musuh Dunia Karena Tindakan Agresifnya,Bos Agen Mata-mata Inggris Klaim China Bisa Jadi Ancaman yang Bisa Mengancam Penduduk Dunia, 'Waspada Jebakan China!'

Ditemukan foto tiga pejabat militer dan pertahanan Indonesia, juga hasil pindai 56 paspor dari Inggris, Perancis, Spanyol, Belanda, Italia, Polandia, Denmark, Ceko, Bulgaria, dan Belarus.

Serta Amerika Serikat (AS), Argentina, Kanada, Meksiko, Iran, Uzbekistan dan Pakistan.

Tidak hanya itu ada juga beberapa pas foto berlatar biru yang sama dengan foto di sebagian paspor.

Meski begitu beberapa di antaranya berbeda bentuk wajah, model rambut dan pakaian yang dikenakan.

Baca Juga: Dibongkar Intelijen Rusia, Selama Ini Amerika Dituduh Biang Kerok Kekacauan Internasional, Tindakan AS Ini Disebut-Sebut Bisa Menyulut Dunia Ke Dalam Peperangan

Foto yang menimbulkan kecurigaan adalah foto tanker Iran, MT Horse, yang Januari 2021 lalu ditangkap ketika memindahkan minyak secara ilegal ke tanker berbendera Panama, MT Freya.

Nahkoda MT Horse yang juga warga negara Iran, Mehdi Monghasemjahromi, beserta tanker bermuatan 1,8 juta barel minyak mentah itu kemudian ditahan otoritas Indonesia di Batam.

Ekstraksi ponsel-ponsel Galchani juga menunjukkan tangkapan layar percakapan Gilchalan dengan seseorang di Batam, Kepulauan Riau, terkait dengan tanker MT Horse.

Atas temuan yang ditemukan, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto menyebut sejumlah bukti contohnya paspor palsu, belasan ponsel, foto-foto pejabat, pindaian puluhan paspor beserta komunikasi dengan pihak terkait MT Horse menunjukkan bagian dari operasi intelijen.

Baca Juga: Gunakan Racun yang Disemprot ke Telinga Korban hingga Bikin Raja Hussein Murka, Inilah Pasukan 'Tukang Balas Dendam' Israel Paling Rahasia

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait