Intisari-Online.com -Ada beberapa negara musuh Amerika Serikat (AS). Di antaranya Rusia, China, dan Iran.
Bagaimana jika ketiga negara itu bersekutu untuk melawan Amerika Serikat (AS)?
Ya, Iran dilaporkan tengah mendekati Rusia dan China.
Gunanya untukmengisi kekosongan pengaruh yang ditinggalkan AS di Timur Tengah setelah penarikannya dari AS.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (30/11/2021), Iran kembali melakukan negosiasi dengan AS dannegara lainnya pada minggu ini.
Tujuannya untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir untuk membatasi kegiatan sensitifnya dan produksi senjata nuklir.
Tetapi pembawa acara GB News dan mantan anggota parlemen Inggris Alex Phillips memperingatkan keputusan Teheran untuk memasuki kembali pembicaraan dapat menyebabkan negara-negara lain mengambil manfaat.
Misalnya saja, Rusia dan China tengah mempertimbangkan potensi kemitraan dengan Iran.
"Kesepakatan dirancang untuk mengekang negara bertindak 'nakal'," kataAlex Phillips.
"Oleh karenanya, ketika Iran memberikan tempat bagi mereka, kemungkinan negara lain akan memanfaatkannya."
"Itu bisa membangkitkan harapan bahwa Iran mungkin akan menyebabkan masalah."
Rusia dan China yang dikenal sebagai musuh bebuyutan AS dilaporkan tertarik.
“Rusia dan China tertarik untuk menjadi sekutu baru Iran di Timur Tengah sejak penarikan mengejutkanAS dari kawasan itu."
"Mereka ingin membuka kembali dialog untuk alasan bilateral komersial karena Iran berkomitmen pada strategi melihat ke Timur."
"Sementara itu, sebagian besar Eropa berharap Iran tidak bisa lagi berperang menggunakan senjata."
"Tujuannya untuk mencegah ancaman aksi militer langsung sebagai satu-satunya pilihan yang tersisa jika Iran terus bergerak menuju pembuatan bom nuklir."
Negosiator utama Iran Ali Bagheri Kani bersikeras bahwa Amerika Serikat dan sekutu Baratnya harus menawarkan jaminan kepada Iran bahwa tidak ada sanksi baru yang akan dikenakan padanya di masa depan.
AS sendiri tidak terlibat dengan diskusi Iran.
Sebab Irantelah menolak untuk mengadakan negosiasi langsung dengan Washington.
Walau begitu, Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tujuan Washington adalah membuat Teheran kembali sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir 2015 yang dibuat oleh mantan Presiden Barack Obama.