Intisari-Online.com -Dunia dicemaskan lagi dengan munculnya varian baru Covid-19 di Afrika Selatan.
Epidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman menyebut, varian baru Omicron tersebut disebut-sebut 5 kali lebih menular daripada virus corona asli, SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China 2019 lalu.
Dengan potensi penularan varian B.1.1.529 yang bisa mencapai 500 persen tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikan varian Omicron ini ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori varian of interest (VoI).
Untuk diketahui, variant of interest adalah varian SARS-CoV-2 yang ditandai dengan mutasi asam amino yang menyebabkan perubahan fenotipe virus, yang diketahui atau diprediksi dapat mengubah kondisi epidemiologi, antigeneistas, dan virulensi virus.
Sedangkan, variant of concern adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19.
VoC juga merupakan varian dengan dua komponen VoI.
Bagaimana dengan varian Omicron yang penularannya 400 persen dari Delta dan 500 persen dari Covid asli?
Oleh karena WHO pun memperingatkan bahaya Omicron karena tingkat penularannya sangat tinggi.
Dicky pun menyebut bahwa varian ini sangat serius karena langsun menjadi variant of concern tanpa melalui tahapan variant of interest atau varian under investiagtion terlebih dahulu.
"Tapi ini langsung lompat, artinya ini tanda amat sangat serius," tandas Dicky.
WHO dalam keterangan resminya, Selasa (9/11/2021) menyebutkan bahwa varian baru B.1.1.529 Omicron ini memiliki sejumlah besar mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
Varian B.1.1.529 teridentifikasi pada 10 kasus di tiga negara, yakni Afrika Selatan, Inggris dan Skotlandia.
Baca Juga: Kemenkominfo Imbau Kaum Muda Waspada Terhadap Berita Hoaks
Kepala Penasihat Medis Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris Susan Hopkins memperingatkan, varian baru yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan ini adalah varian yang paling mengkhawatirkan.
Sementara itu melansir Kompas.tv, epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Tri Yunis Miko Wahyono meminta pemerintah jangan terlambat mengantisipasi masuknya varian Omicron ke Indonesia.
Ia khawatir jika sebenarnya varian Omicron sudah mulai berjalan masuk ke Indonesia.
“Omicron, tutup saja (akses masuk ke Indonesia) tidak ada tawar-menawar, pemerintah wajib memperketat kedatangan WNA,” ujarnya, Sabtu (27/11/2021).
Ia berkaca pada varian Delta yang telat diantisipasi sehingga telanjur menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
“Dulu juga ada pengetatan, tetapi ternyata masih ditemukan di Indonesia,” ucapnya.
Ia mengatakan varian Omicron tidak mungkin tiba-tiba muncul di Indonesia tanpa ada yang membawa dari luar negeri.
Meskipun demikian, ia tidak menampik ada kemungkinan penularan varian Omicron sudah terjadi di Indonesia sebelum hari ini.
“Kalau menutupnya (akses masuk ke Indonesia) terlambat, varian ini bisa ada di Indonesia,” kata Tri Yunis.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, mengurangi berkerumun, dan jika berasal dari daeerah berisiko (varian Omicron) harus waspada dan jangan sampai mengulang kasus varian Delta di Indonesia.
(*)