Penulis
Intisari-Online.com – Berita bohong atau hoaks masih menjadi salah satu kendala penanganan Covid-19 di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatikan (Kemenkominfo) Dedy Permadi dalam talkshow Media Center Forum Merdeka Barat 9 KPCPEN, Kamis (25/11/2021).
Kasus penyebaran hoaks, kata Dedy, tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga kaum muda. Dikutip dari studi UNICEF di Jerman pada 2020, diketahui bahwa dalam satu minggu, terdapat 2000 anak usia 14-24 tahun yang terpapar berita hoaks.
Studi serupa di 2019 juga menemukan bahwa tiga perempat dari 14 ribu responden kaum muda di 10 negara tidak dapat membedakan berita benar dengan berita hoaks.
Sementara di Tanah Air, studi tersebut juga mengungkapkan bahwa mahasiswa Indonesia ikut andil dalam penyebaran hoaks. Adapun motivasi penyebaran dilakukan guna memberi keuntungan pribadi. beberapa di antaranya bahkan tidak memiliki alasan spesifik.
“Kondisi tersebut tentu harus menjadi perhatian bersama. Tentu kita tidak ingin generasi muda kita untuk terus diancam hoaks dan disinformasi, bahkan turut menyebarkan hoaks dan disinformasi,” tegas Dedy.
Terkait penyebaran hoaks terkait Covid-19, Dedy menyebut, sebanyak 1999 isu hoaks telah ditemukan Kemenkominfo sejak Januari 2020 hingga 25 November 2021 di berbagai media sosial.
“Telah ditemukan sebanyak 1999 isu hoaks Covid-19 pada 5162 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak pada platform Facebook sejumlah 4463 unggahan,” kata Dedy.
Dari 5162 unggahan, Kemenkominfo telah melakukan pemutusan akses terhadap 5031 unggahan. Sementara 131 unggahan lainnya sedang dalam proses tindak lanjut.
Memasuki minggu keempat November 2021, Dedy mengungkapkan bahwa terdapat 13 isu di 82 unggahan hoaks Covid-19. Sebelumnya, hoaks serupa juga sempat meramaikan media sosial dengan total pertambahan 16 isu di 86 unggahan.
Dari 16 isu hoaks tersebut, Dedy menyebutkan beberapa contoh berita yang perlu ditangkal bersama. Adapun hoaks tersebut mencakup:
Guna mengantisipasi terpaparnya hoaks di generasi muda, Dedy mengajak masyarakat untuk bahu membahu melawan dan menangkal hoaks.
“Mari kita dukung penanganan pandemi ini dengan tidak membuat dan menyebarkan hoaks. Bersama-sama kita lakukan literasi digital, tetap menjalankan prosedur kesehatan saat beraktivitas, melakukan vaksinasi, dan tekan risiko persebaran Covid-19,” tutup Dedy.