Selalu Merinding saat Dengar Lagu Indonesia Raya? Berterimakasihlah Pada Bung Karno, Permintaan Khususnya Inilah Pemicunya

Khaerunisa

Editor

Bung Karno.
Bung Karno.

Intisari-Online.com - Siapa yang tak merinding ketika mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangkan.

Bahkan, mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia ini seseorang bisa sampai meneteskan air mata.

Terlebih, ketika dikumandangkan dalam momen-momen tertentu, seperti peringatan kemerdekaan Indonesia atau pembukaan pertandingan olahraga dengan negara lain.

Lagu kebangsaan Indonesia memang begitu erat kaitannya dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan yang diidam-idamkan.

Baca Juga: Sumpah Pemuda: Ini Syair Lengkap 'Indonesia Raya' Tiga Stanza, Ada Aturan dalam Menyanyikannya Juga, Tidak Sembarangan!

Tetapi selain itu, lagu Indonesia Raya sendiri begitu menggugah rasa dan membangkitkan semangat.

Hal itu seperti yang diakui oleh musikus, komponis, penulis lagu, dan produser rekaman Indonesia kenamaan, Addie MS.

Berbicara dalam webinar Dialog Intisari bertajuk 'WR Supratman, Cerita Hidup dan Karyanya', Addie MS menceritakan bagaimana ia merekam ulang lagu Indonesia Raya dengan prosesnya yang tak mudah.

Ia pun mengungkapkan kekaguman terhadap aransemen lagu Indonesia Raya garapan musisi Belanda, Josef van Cleber, yang ternyata mengikuti permintaan khusus Bung Karno.

Baca Juga: Orang Timor Leste Banyak Hasilkan Uang Lewat Pekerjaan Ini di Australia, Tapi Bisa Cepat 'Ludes' Juga untuk Urusan Ini

Addie MS sendiri berhasil merekam ulang lagu Indonesia raya pada tahun 1998 dengan dukungan pengusaha Youk Tanzil.

Itu bermula dari keprihatinannya terhadap kondisi rekaman lagu Indonesia Raya yang sudah cukup usang.

"Seperti yang saya sampaikan tadi, awalnya keprihatinan pada kualitas rekaman yang udah 'kresek-kresek' itu, karena udah hampir setengah abad, dipadankan dengan konten musik serupa, musik yang lain gitu ya, yang digital, yang jernih, akhirnya saya berusaha membuat," ungkap Addie MS.

Keinginan untuk merekam ulang lagu Indonesia Raya menghadapi hambatan biaya, tetapi kemudian ia menyadari bahwa itu bukan satu-satunya tantangan dalam mengerjakan proyek tersebut.

Baca Juga: Jangan Kaget! Coba Cek Apakah Terjadi di Rumah Anda, Inilah Penyebab Tikus Suka Datang ke Rumah yang Sering Tak Disadari

"Ternyata bukan masalah dana aja yang ngga mungkin dari pemerintah, -akhirnya (dana) saya dapet dari pak Youk Tanzil,

"Tetapi yang lebih saya harus saya hati-hati itu aturan-aturan di belakangnya, ternyata tidak seperti orang sekarang mengcover lagu gitu atau membuat aransemen baru. Ternyata tidak semudah itu," ungkapnya.

Ia terlebih dahulu mempelajari Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1958, kemudian menemukan aturan tentang aransemen apa saja yang dibolehkan.

Meski ada keinginan-keinginan untuk mengubah beberapa hal dalam versi orkes simfoni yang akan dikerjakannya saat itu, akhirnya ia menekan keinginan tersebut dan berkonsultasi dengan para ahli.

Baca Juga: Pantesan China Sesumbar Bisa Lenyapkan Amerika Sekali Serang, Inikah Senjata Rahasia yang Dimaksud China Bisa Ratakan Amerika?

"Tapi saya coba untuk straight menepati apa yang diatur gitu ya, sambil saya konsultasi dengan bapak-bapak yang sayangnya sekarang sudah tiada semua," katanya.

Tidak hanya Addie MS saja, ternyata upaya untuk mengubah beberapa hal dalam aransemen lagu Indonesia Raya juga pernah terjadi sebelumnya.

Bukan tanpa alasan hal itu tak bisa mudah dilakukan, selain karena adanya peraturan-peraturan khusus, aransemen lagu Indonesia Raya sendiri ternyata telah melalui proses yang panjang.

R.A. Sudjasmasin bersamaJoesoef Ronodipoero pernah datang menemui Bung Karno, menyampaikan aransemen versinya, tetapi ditolak keras Bung Karno karena menurutnya aransemen yang ada hadir melalui proses yang panjang dengan berbagai revisi.

Baca Juga: Tidur Terganggu karena Suara Berisiknya? Ini Cara Mengusir Tikus dari Plafon Rumah, Jangan Tunggu Nanti!

Addie MS pun mengungkapkan tentang keterlibatan Bung Karno ketika Josef van Cleber mengerjakannya.

Aransemen Josef van Cleber sendiri digunakan Indonesia sejak tahun 1951, di mana sebelumnya digunakan versi musisi Jepang, Nubuo Ida.

Perbedaan aransemen setelah diubah ini memberikan warna tersendiri bagi lagu Indonesia Raya, di mana peran Bung Karno cukup besar.

Bahkan, Addie MS sampai menyebut Bung Karno sebagai produser lagu Indonesia Raya karena peran pentingnya tersebut.

Baca Juga: Bukan Tutankhamun Apalagi Cleopatra, Inilah Sosok Firaun Wanita Mesir Terkuat Hingga Dijuluki Raja Mesir Terbesar, Intip Sederet Prestasinya yang Tak Kaleng-kaleng

"Jadi kalo Nubuo Ida itu semuanya mars dari atas sampai bawah. Nah di Josef Cleber ini atas arahan bung karno, dia minta tengahnya harus lift lite gitu, harus cantik, kalo sebelumnya mars, dia (aransemen arahan Bung karno) harus turun,

"Bung karno ini bener-bener arsitek, jadi dia tahu bagaimana membuat bangunan termasuk dalam bangunan musik supaya mencapai klimaks di reffrein,

"Harus diturunkan dulu, harus hikmat, baru kemudian reffreinnya sendiri bisa meledak dan menciptakan klimaks kata Bung Karno," beber Addie MS.

Menurut Addie MS, terlepas dari konteks sejarah, lagu Indonesia Raya sendiri adalah lagu yang indah.

Baca Juga: Pantesan China Sesumbar Bisa Lenyapkan Amerika Sekali Serang, Inikah Senjata Rahasia yang Dimaksud China Bisa Ratakan Amerika?

"Di luar konteks sejarah, itu (lagu Indonesia Raya) memang indah. Lagunya, melodinya indah.

Menurutnya, salah satunya berkat kontribusi Bung Karno dalam mengarahkan aransemen yang digarap Josef Clember tersebut.

"Saya berani mengatakan bahwa bung karno itu produser dari rekaman dari lagu Indonesia Raya. Pencipta WR Supratman, tapi produser yang saat itu sebenarnya Bung Karno.

Permintaan khusus Bung Karno-lah salah satu yang membuat lagu kebangsaan Indonesia ini selalu berhasil membuat orang-orang terharu.

Baca Juga: Kepo Kok Bisa Kapal Selam AS Menyusup Wilayah China Tanpa Ketahuan Sampai Alami Kecelakaan, China Langsung Buka Citra Satelit Ungkap Penyebabnya Ini

(*)

Artikel Terkait