Dengan kenyataan semacam itu, tampaknya kutukan firaun bisa jadi kurang menggigit. Tetapi yang terjadi, kisah kutukan itu tidak kehilangan kemampuan untuk memukau orang-orang.
Sementara itu, mendiang Egyptologist Dominic Montserrat melakukan pencarian komprehensif dan menyimpulkan bahwa konsep kutukan itu dimulai dengan "striptease" yang aneh di London abad ke-19.
"Pekerjaan saya menunjukkan dengan cukup jelas bahwa konsep kutukan mumi mendahului penemuan Tutankhamen Carnarvon dan kematiannya seratus tahun," kata Montserrat kepada Independent dalam sebuah wawancara beberapa tahun sebelum kematiannya sendiri.
"Penelitian saya tidak hanya mengkonfirmasi bahwa, tentu saja, tidak ada konsep kutukan mumi yang berasal dari Mesir kuno,
"Tetapi, yang lebih penting, itu juga mengungkapkan bahwa itu tidak berasal dari publikasi pers tahun 1923 tentang penemuan makam Tutankhamen juga, " tegas Montserrat kepada Independent.
Itu sedikit berbeda dengan Salima Ikram, seorang ahli Mesir Kuno di Universitas Amerika di Kairo, yang percaya bahwa konsep kutukan memang ada di Mesir kuno sebagai bagian dari sistem keamanan primitif.
Dia mencatat bahwa beberapa dinding mastaba (makam non-piramida awal) di Giza dan Saqqara sebenarnya bertuliskan "kutukan" yang dimaksudkan untuk menakuti mereka yang akan menodai atau merampok tempat peristirahatan kerajaan.
"Mereka cenderung mengancam para penodai dengan pembalasan ilahi oleh dewan para dewa," kata Ikram. "Atau kematian karena buaya, atau singa, atau kalajengking, atau ular."
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR