PBB mengirim pecahan tulang ke polisi Northern Territory di Darwin.
Butuh bertahun-tahun untuk menyelesaikan pengujian forensik pada mereka, dan mereka akhirnya kembali tanpa hasil yang jelas.
Tes selanjutnya di Dili oleh tim forensik gabungan Australia-Argentina pada sampel jenazah juga tidak meyakinkan.
"Kami menganalisis sisa-sisa itu, dan sampel dikumpulkan dan diambil untuk analisis DNA," kata Dr Soren Blau dari Institut Kedokteran Forensik Victoria.
"Kami juga berhubungan dengan Rogerio Lobato, saudara laki-laki Nicolau, yang memberikan izin untuk pekerjaan ini dilakukan dan memberi kami beberapa sampel ante-mortem untuk dibandingkan," katanya.
"Kami mengekstrak DNA mitokondria dari sisa-sisa itu. Tidak ada DNA nuklir yang bertahan," jelasnya.
"Sisanya tidak terawetkan dengan baik. Tetapi pekerjaan yang dilakukan oleh rekan-rekan Argentina kami menunjukkan tidak ada yang cocok," terangnya.
Meski demikian, Dr Blau optimistis jenazah Lobato masih bisa ditemukan.
"Beberapa orang di Timor Timur berpendapat bahwa jika hanya beberapa orang di Indonesia yang akan memberikan bukti, itu akan memberi lebih banyak arahan pada jenis investigasi ini, sehingga waktu dan uang tidak terbuang percuma," katanya.
"Ketika kami berbicara dengan keluarga, saya pikir banyak orang percaya bahwa Indonesia pasti dapat menjelaskan di mana orang-orang telah dikuburkan," terangnya.
Source | : | abc news |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR