Intisari - Online.com -Industri baterai lithium Indonesia tengah naik daun dengan semakin banyak perusahaan energi asing ikut bergabung dalam pembangunan industri ini di Indonesia.
Baru-baru ini, sudah ada 2 perusahaan China dan 2 perusahaan Korea Selatan yang berinvestasi pada perkembangan baterai EV di Indonesia.
Mereka adalah Shenzhen Chengxin Lithium Group Co. Ltd dan Tsingshan Holding Group dari China.
Sedangkan perusahaan Korea Selatan yang bergabung dalam megaproyek ini adalah LG Energy Solution serta Hyundai Motor Group.
Jika Shenzen Chengxin Lithium Group Co. Ltd dan Tsingshan akan menggarap baterai EV di Kawasan Industri Morowali Indonesia, LG dan Hyundai akan mengerjakan proyek ini di Kawasan Industri Karawang.
Namun, Indonesia rupanya tidak berniat untuk berpuas diri.
Pemerintah ternyata berniat menggandeng lebih banyak raksasa energi untuk bergabung dengan proyek ini.
Salah satunya termasuk negara yang menjadi musuh bebuyutan China.
Bukan Amerika Serikat (AS), tapi negara yang membuat China berang jika diakui kedaulatannya, karena hal itu bertentangan dengan paham Satu China.
Ya, ialah Taiwan yang kini akan digandeng Indonesia untuk bergabung dalam industri baterai listrik (EV).
Mengutip media Taiwan, bnext.com.tw, perusahaan bernama Gogoro yang diwakili pendirinya Horace Luke, dan Hon Hai atau Foxconn Techonology yang diwakili presidennya, Young Liu, baru saja bertemu dengan Menteri Investasi Indonesia di Taipei, Taiwan, pada 23 Oktober 2021 lalu.
Kedua belah pihak membahas tata letak investasi Indonesia termasuk fokusnya pada pengembangan kendaraan listrik dan industri baterai.
Hon Hai mengeluarkan pernyataan pada tanggal 23 yang menegaskan bahwa "Ketua Hon Hai Liu Yangwei dan pendiri Gogoro Lu Xuesen mengadakan pertemuan singkat dengan Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia di Taipei pada sore hari tanggal 22 Oktober. Ketiga pihak melakukan pertukaran pendahuluan dan diskusi tentang masa depan. tata letak investasi di Indonesia. Topiknya berfokus pada kendaraan listrik dan industri baterai."
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa dia sangat menantikan investasi Hon Hai dan Gogoro di Indonesia, dan akan memberikan insentif yang relevan untuk mendukung investasi Hon Hai di Indonesia di masa depan.
Dapat dipahami bahwa Indonesia secara aktif berhubungan dengan Hon Hai, berharap dapat menggunakan kekuatan kendaraan listrik Hon Hai untuk membantu transformasi industri Indonesia.
Bahlil Lahadalia sendiri terbang ke Taiwan secara langsung, hanya untuk berkomunikasi secara langsung dan membawa pesan dari Presiden Jokowi untuk menyampaikan pentingnya kepada Hon Hai.
Bahlil juga pergi ke hadiah styling mobil listrik Model C Hon Hai, menekankan bahwa ia berharap untuk membawa mobil nyata ke Indonesia.
Sementara itu dilansir dari taiwannews.com.tw, kesepakatan ini menjadi win-win solution bagi kedua belah pihak.
Indonesia mendorong industri baterai EV untuk menjadi elemen kunci promosi ekonomi hijau Indonesia.
Sementara itu Taiwan sudah lama menargetkan Indonesia dalam kebijakan internasional mereka, New Southbound Policy.
Indonesia juga sudah lama mengincar investasi dari Foxconn.
Perusahaan manufaktur iPhone dan iPad Apple itu kini mulai tergiur dengan teknologi baterai listrik.
Kebijakan New Southbound Policy sendiri adalah inisiatif pemerintahan Taiwan di bawah Presiden Tsai Ing-wen yang bertujuan membentuk kerjasama dan pertukaran antara Taiwan dan 18 negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Australasia.
Kebijakan ini dibentuk sejak 5 September 2016 dan tujuannya adalah membuat Taiwan mandiri dan tidak selamanya menggantungkan diri kepada China Daratan.
Sampai saat ini belum ada kabar lebih lanjut mengenai lokasi investasi Foxconn dan Gogoro di Indonesia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini