Bukan Cuma Bikin Jasad para Firaun 'Abadi', Piramida Juga Bisa Bikin Sampah dan Bangkai Binatang Tak Bisa Membusuk, Kok Bisa?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Piramida Bikin Jasad para Firaun 'Abadi'
Piramida Bikin Jasad para Firaun 'Abadi'

Intisari-Online.com –Piramida di Mesir memang menyimpan banyak misteri.

Salah satunya yakni tentang sampah makanan yang ditinggalkan pengunjung dalam ruang raja tempai mumi disimpan.

Sampah itu tidak membusuk, hanya mengering.

Bangkai binatang yang kebetulan ada di dalam pun kering bagai mumi.

Para peneliti yang bekerja dalam piramida juga merasakan tubuhnya lebih sehat dan kuat pegal-linu pun lenyap. Ada apa di dalam piramida?

Baca Juga: Temui Ratu Nefertiti dari Firaun 'Radikal' yang Singkirkan Penyembahan Dewa Kuno Berusia 2.000 Tahun Lebih, Diam-diam Ikut Merombak Struktur Agama dan Politik Mesir Besar-besaran?

Kita tahu, proses pembusukan terjadi akibat aktivitas bakteri yang menguraikan senyawa-senyawa organik pada suatu materi.

Nah, kalau aktivitas bakteri-bakteri itu dihentikan atau dibatasi, suatu benda tidak bakal membusuk.

Ada tiga lingkungan yang bisa menyetop aktivitas bakteri. Pertama, lingkungan dengan suhu yang ekstrem.

Misalnya, suhu yang sangat rendah di kutub atau ruang pendingin. Atau suhu yang sangat tinggi seperti di dalam kawah gunung berapi.

Kedua, di dalam ruang hampa macam di ruang angkasa.

Baca Juga: Memang Tujuannya Adalah Membawa Kekayaannya Menuju Akhirat, Tapi Benda-benda Aneh dan 'Gila' yang Ditemukan di Makam Para Firaun Ini Malah Justru Membuat Akhirat Terasa Tidak Sakral

Ketiga, dalam air yang mengandung banyak sulfur. Akan tetapi, ketiga kondisi lingkungan itu tidak ada di dalam piramida Mesir.

Lalu, faktor apa gerangan yang dapat menghentikan aktivitas bakteri dalam piramida, sehingga benda-benda itu tidak membusuk?

Menghentikan aktivitas bakteri

Ternyata penyebabnya ialah ion negatif yang banyak terdapat di dalam piramida, khususnya di ruang raja.

Kesimpulan bahwa ion negatif sebagai biang keladi segala kejadian dalam piramida itu didukung oleh sejumlah penelitian.

Baca Juga: Meski ‘Ringan Seperti Bulu’ Kereta Perang Ini Jadi ‘Tank’ Andalan Para Firaun untuk Hancurkan Musuh pada Masa Mesir Kuno

Sebuah lembaga riset pertanian di Amerika misalnya, menggunakan ayam sebagai objek penelitian.

Ayam percobaan dibagi dua kelompok, masing-masing ditempatkan dalam ruang yang mengandung bakteri.

Ruang kelompok pertama dimasuki ion negatif, sedangkan ruang kelompok kedua tidak diapa-apakan.

Setelah beberapa waktu, ayam di kelompok pertama tetap sehat, sedangkan ayam di kelompok keduaklepek-klepekmati semua.

Apa sebenarnya ion negatif yang mempunyai efek begitu menakjubkan ini?

Baca Juga: Ternyata Tidak Semua Firaun Bangun Sendiri Piramida untuk Makamnya dan Cleopatra Sebenarnya Tidaklah Cantik, Inilah 10 Fakta Luar Biasa tentang Mesir Kuno

Ion adalah atom yang bermuatan negatif atau positif. Atom tersusun dari netron yang bermuatan netral, proton yang bermuatan positif, dan elektron yang bermuatan negatif.

Netron dan proton terdapat pada bagian tengah yang merupakan inti atom, sedangkan elektron berputar mengelilingi inti atom pada tempat orbitnya (tingkat energi).

Jumlah muatan positif dan negatif pada atom adalah sebanding, sehingga atom tidak memiliki muatan.

Namun, karena sesuatu sebab, beberapa elektron dapat meninggalkan atom (elektron ini disebut elektron bebas).

Jika atom kehilangan elektron bebas, ia berubah menjadi ion positif. Sebaliknya, akan menjadi ion negatif jika ia menerima elektron bebas.

Baca Juga: Pantas Saja Mumi Firaun Tutankhamun 'Abadi' hingga Ribuan Tahun hingga Bikin Ilmuwan Bingung, Terkuak Rahasia Besar Formula Mumifikasi Mesir yang Mengejutkan Ini

Ion-ion ini tidak stabil sehingga cenderung mencari gandengan untuk berikatan. Nah, kecenderungan untuk berikatan inilah yang menjelaskan mengapa ayam pada kelompok pertama tetap sehat, sedangkan kelompok kedua almarhum semua.

Ion negatif di kelompok pertama berikatan dengan bakteri di udara yang cenderung bersifat positif.

Ikatan yang dibentuk ini mengakibatkan matinya bakteri-bakteri dalam udara sehingga ayam tetap sehat. Dengan arti lain, ion negatif dapat membunuh dan menghentikan aktivitas bakteri.

Kekuatan magnet

Menurut seorang profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Tokyo, berdasar teori efek Leonard, ion negatif banyak dihasilkan di tempat air memancar dan bertabrakan seperti di sekitar air terjun (sekitar 10.000 - 14.000 buah/cm3), air mancur (sekitar 4.000 buah/cm3), sungai (400 buah/cm3).

Pada tempat-tempat itu terjadi tabrakan antara molekul air (H2O) dengan molekul air lainnya, yang mengakibatkan lepasnya elektron menjadi elektron bebas.

Elektron bebas ini akan berikatan dengan molekul di udara (O2 dan CO2) menjadi ion negatif.

Kembali ke kasus di piramida, ternyata kondisi ini pun tidak dapat dijumpai dalam piramida yang selalu dalam kondisi kering dengan kelembapan tetap.

Baca Juga: Tak Terpecahkan Menjadi Misteri Sepanjang Sejarah, Teka-teki Penyebab Kematian Cleopatra Coba Dibongkar Para Ilmuwan, Benarkah Firaun Terakhir Mesir Bunuh Diri dengan Ular?

Hal penting yang ditemukan hanyalah besar kekuatan magnet di dalam ruang raja empat kali lebih besar dibandingkan dengan yang di luar piramida.

Sementara besar kekuatan magnet di bagian tembok dua kali bagian tengah. Dengan kata lain, kekuatan magnet di tembok piramida delapan kali kekuatan magnet di luar piramida.

Dari hasil penelitian, tembok di ruang raja tersusun dari batu granit yang banyak mengandung magnet.

Magnet itulah kunci rahasianya. Berdasarkan teori gaya Loreritz, didekatkannya kekuatan magnet pada elektron yang dialirkan dari elektrode negatif ke elektrode positif akan mengakibatkan elektron berubah arah menjauhi gaya magnet tersebut.

Jadi, kekuatan magnet dapat membuat elektron dalam atom atau molekul terlepas menjadi elektron bebas, yang kemudian berpindah pada atom lain untuk menghasilkan ion negatif.

Nah, penelitian itu kemudian menyimpulkan bahwa kekuatan magnet pada batu di ruang raja mengakibatkan lepasnya elektron dari atom atau molekul di udara sekitar tembok.

Elektron bebas itu kemudian berikatan dengan atom lainnya untuk membentuk ion negatif.

Ion negatif inilah yang mengikat bakteri dan membunuhnya. Bakteri pun tak berkutik untuk melakukan pembusukan, sehingga sampan dan bangkai hanya mengering.

(*)

Artikel Terkait