Intisari-Online.com - China berambisi membangun jalur sutera modern atau yang dikenal dengan Belt and Road Initiatives.
Untuk mewujudkannya, China kemudian memberi utang kepada negara-negara berkembang.
Ketika negara tersebut tidak mampu membayar utang tersebut, China pun akhirnya menjadi penguasa di proyek yang tengah dibangun negara tersebut.
Isu jebakan utang China pun merebak. Meski demikian banyak negara tetap berutang pada China karena membutuhkan suntikan modal yang tak sedikit dan China-lah yang mampu menyediakannya.
Indonesia termasuk di antara negara yang berutang pada China.
Bahkan, Indonesia tercatat memiliki utang tersembunyi dengan China sebesar 17,28 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 245,3 triliun (kurs Rp 14.200/dollar AS).
Laporan mengenai utang tersembunyi tersebut disampaikan oleh AidData, sebuah lembaga riset internasional lewat laporan "Banking on the Belt and Road: Insight from a new global dataset of 13.427 Chinese Development Projects."
Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menjelaskan, utang tersembunyi (hidden debt) yang tercantum dalam AidData bukan berarti pemerintah tidak melaporkan utang alias sembunyi-sembunyi berutang.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR