Menurutnya, Benny Wenda adalah warga negara Inggris, "menurut hukum international bahwa warga negara asing tidak bisa menjadi presiden Papua Barat," katanya.
Tapi, seolah tak kapok dengan penolakan tersebut, baru-baru ini Benny Wenda muncul dengan pernyataannya yang menuding bahwa Indonesia “menari di atas kuburan” rakyatnya, terkait penyelenggaraan PON di Papua.
Melansir Morning Star (6/10/2021), Benny Wenda mencap acara yang digelar hingga 15 Oktober itu sebagai “latihan PR oleh pemerintah Indonesia untuk menutupi bukti pembunuhan massal” di Papua Barat.
“Saya meminta orang-orang saya untuk mengabaikan permainan ini dan fokus untuk membebaskan kami dari tirani ini,” kata Benny Wenda, seraya menambahkan bahwa Papua Barat sedang berduka selama tiga tahun operasi militer Indonesia yang meningkat.
Dia mengaku memiliki informasi baru yang mengungkapkan bahwa setidaknya 26 tokoh politik terkemuka dan 20 pemimpin intelektual dan agama telah meninggal secara misterius di Papua Barat dalam tiga tahun terakhir setelah berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia dan ketidakadilan.
Menurutnya, banyak dari mereka ditemukan tewas di kamar hotel dengan serangan jantung yang tidak dapat dijelaskan dan tidak ada bukti forensik untuk memverifikasi klaim Indonesia tentang penyebab kematian mereka.
“Ini adalah pembunuhan sistematis, bagian dari rencana Jakarta untuk menghapus semua perlawanan terhadap kekuasaannya di Papua Barat,” tuduhnya.
Ia mengatakan, kematian tersebut terjadi pada saat yang sama ketika Indonesia mengirim lebih dari 20.000 tentara baru ke Papua Barat.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR