Mereka disalahkan membunuh para pahlawan-pahlawan revolusi untuk menebus kebebasan rakyat dari teror yang meningkat.
Hantu-hantu di Lubang Buaya
Namun dua jam sebelum Jenderal Umar menerima laporan-laporan itu, Lubang Buaya sudah disiapkan oleh (eks) Lettu Dul Arief dari Yon I Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa.
Mereka mulai menyiapkan gerombolan senjata.
Gerombolan berisi unsur-unsur dari Yon I Cakrabirawa sendiri dengan unsur-unsur bantuan dari Brigade I Infanteri/Jayakarta, Yon 454 Para/Diponegoro, Yon Para/Brawijaya, PGT/AURI dan 'sukarelawan' Pemuda Rakyat.
Pada jam 02.30 (eks) Lettu Dul Arief memberikan briefing terakhir kepada komandan-komandan kelompok dan di sekitar jam 03.00 - 03.30 mereka berangkat ke kota.
Pada waktu yang hampir bersamaan pula mereka melaksanakan tugas tersebut.
Pengawal di rumah Jenderal Achmad Yani dilucuti senjatanya, sedangkan pengawal tersebut tidak menaruh curiga karena yang mendatangi mereka adalah anggota Resimen Cakrabirawa, yang kemudian memasuki rumah.
Anggota Resimen Cakrabirawa memberitahu anak Pak Yani yang masih terbangun jika ayahnya dipanggil Presiden.
Pak Yani terbangun lalu menemui mereka dan setelah mendengar pesan mereka, ia mandi, tapi mereka tidak setuju dan malah menembaki Pak Yani sampai ia jatuh berlumuran darah.
KOMENTAR