Di sana mereka menembak mati Pak Haryono yang tidak bersenjata. Jenazah beliau diseret keluar sehingga darah berceceran di sepanjang jalan menuju ke kendaraan.
Seorang anak beliau yang hendak mengejar ayahnya, dipopor sehingga terjatuh di tanah. Ketika ia dapat bangkit, gerombolan itu telah berangkat lagi.
Korban yang berikut menurut urut-urutan jabatan di Angkatan Darat, adalah Jenderal S. Parman, Asisten I Men/Pangad.
Juga beliau mula-mula tidak menaruh kecurigaan, karena beliau memang sering dipanggil ke istana pada waktu-waktu yang luar biasa.
Benar, bahwa beliau pun tahu adanya kemungkinan akan diadakannya percobaan pembunuhan oleh PKI dan pendukung-pendukungnya terhadap tokoh-tokoh Pancasilais-Saptamargais sejati, tetapi menurut beliau timing-nya masih belum tiba.
Beliau baru sadar akan kemungkinan itu ketika melihat telepon beliau dicabut dan diangkut. Tetapi ketika itu sudah terlambat; beliau sudah dikepung dan dibawa ke kendaraan.
Keistimewaan penculikan Pak Parman ialah, bahwa beliau adalah satu-satunya korban yang tiba dalam keadaan hidup di Lubang Buaya dengan berpakaian lengkap.
KOMENTAR