Pejabat yang berikut adalah Jenderal D.I. Pandjaitan, Asisten IV Men/Pangad. Di sana para durjana itu langsung memakai kekerasan, dan membunuh seorang keponakan Pak Pandjaitan dan melukai seorang lagi.
Kemudian mereka menembaki bagian atas rumah yang bertingkat dua itu dan mengancam akan menghabisi seluruh keluarga Pak Pandjaitan jika beliau tidak mau turun dan tetap hendak mengadakan perlawanan.
Melihat cara-cara kekerasan yang dipakai oleh gerombolan, Ibu Pandjaitan meminta kepada Pak Pandjaitan untuk tidak melawan, dengan pengharapan bahwa suami beliau hanya ditahan.
Pak Pandjaitan menuruti permintaan istri beliau, dan turun ke bawah setelah mengenakan pakaian lengkap dengan tanda pangkat dan satyalencana-satyalencana.
Setiba di bawah, beliau langsung dipukul dengan senjata sehingga jatuh ke tanah lalu diberondong oleh dua orang sehingga benak beliau berceceran di sekitarnya.
Kemudian mereka melempar jenazah itu keluar pagar lalu melontarkannya ke atas truk dan kemudian kembali ke Lubang Buaya.
Sungguh suatu aib yang tiada taranya, bagi ABRI: seorang perwira tinggi dalam uniform lengkap dibunuh secara yang sedemikian keji.
KOMENTAR