Perang antara masyarakat Muslim dan Yahudi di Palestina pun terjadi setelahnya pada tahun 1948.
Dalam perang tersebut, Yahudi-Israel mampu mengalahkan Islam-Palestina dan menggagalkan pendirian negara Palestina.
Pada tahun 1964, perjuangan Islam-Palestina kembali muncul dengan didirikannya Palestine Liberation Organization (PLO) yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat melalui perang maupun diplomasi.
Perjuangan PLO dan Islam-Palestina mendapatkan hasil pada 15 November 1988 dengan proklamasi kemerdekaan Palestina. Proklamasi tersebut mendapat pengakuan dari 20 negara dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Coba Saja Makan Campuran Kunyit dan Madu, Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh!
Di sisi lain, Israel, Amerika Serikat, dan beberapa negara Barat menolak proklamasi kemerdekaan Palestina.
Konflik Palestina dan Israel pun terus berlanjut hingga saat ini.
Kapan dan bagaimana konflik keduanya akan berakhir menjadi pertanyaan yang sering dilontarkan.
Tetapi, Israel sendiri disebut tak pernah punya solusi dua negara dengan Palestina, lalu apa?
Baca Juga: Coba Saja Makan Campuran Kunyit dan Madu, Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh!
Melansir Middle East Monitor, oleh Nasim Ahmad, menurutnya dengan asumsi semua kebenaran melewati tiga tahap yang sama seperti kata filsuf Arthur Schopenhauer, kebenaran tentang pendudukan Israel segera memasuki tahap ketiga.
Schopenhauer mengatakan, "Semua kebenaran melewati tiga tahap. Pertama, ditertawakan. Kedua, ditentang dengan keras. Ketiga, diterima sebagai bukti dengan sendirinya."
Melihat tahap pendudukan Israel saat ini, disebut Ahmad, aman untuk menganggap bahwa kebenaran dan sifat realitasnya akan datang ke akhir tahap kedua.
Dengan demikian, akan memasuki tahap ketiga di mana praktik apartheid negara Zionis diterima dengan sendirinya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR