Satu Dunia Panik Karenanya, Australia Tiba-tiba Sebut Tak Lagi Bisa Netral Antara China dan AS, Setelah Mantap Dukung Sekutu Lamanya Ini, Ancaman Perang Bisa Terasa Makin Dekat

May N

Editor

Ilustrasi perang dagang
Ilustrasi perang dagang

Intisari-Online.com -Lebih dari 20 tahun, Australia berusaha mempertahankan hubungan baik dengan Amerika Serikat maupun China.

Hal ini karena itu baik untuk hubungan regional yang damai dan perdagangannya, tapi Kamis kemarin, telah ada pengumuman perjanjian keamanan baru antara AS dan Inggris.

Otomatis Australia akan menurunkan kapal selam nuklirnya dan kemudian Canberra memutuskan memihak Washington daripada Beijing.

Dengan memilih pihak, beberapa pakar mengatakan Australia telah melawan China walaupun tidak perlu, padahal China adalah mitra perdagangan terbesar Australia, sembari di saat yang sama membuat Australia sangat bergantung dengan perlindungan AS.

Baca Juga: Pantesan China Murka, Ini Dia Senjata Rahasia Australia yang Bikin China Geger Sampai Berniat Ingin Hancurkan Negeri Kangguru

Hal ini hanya akan meningkatkan ketegangan Indo-Pasifik.

Beberapa tahun terakhir, Perdana Menteri Scott Morrison telah bergerak untuk menyongsong AS lebih dekat sebagai mitra keamanan, membangun hubungan pribadi dengan mantan Presiden Donald Trump.

Ia juga berupaya membangun hal yang sama dengan penerus Trump, Joe Biden.

Di saat yang sama, hubungan antara Canberra dan Beijing lambat laun memburuk, dan semakin memburuk setelah awal pandemi Covid-19 ketika Canberra mempertanyakan sumber virus.

Baca Juga: Manfaatkan Situasi Genting China yang Sedang Panas-panasnya dengan Australia, Negara Kecil Ini Ternyata Berniat Menusuk China dari Belakang Demi Rebut Pulau yang Disengketakan Ini

Kamis kemarin, China mengamuk setelah perjanjian keamanan baru, humas Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan kesalahan hubungan yang semakin buruk "ada sepenuhnya pada Australia."

Yun Jiang, editor koran China Neican dan peneliti di Universitas Nasional Australia, mengatakan kesepakatan itu adalah "paku terakhir di peti mati" hubungan Australia dan China.

Sehingga secara efektif menggugurkan kesempatan apapun untuk membangun kembali hubungan dua negara setidaknya dalam jangka pendek seperti dikutip dari CNN.

"Sampai ada keseimbangan baru di keseimbangan kekuatan internasional, kurasa hubungannya akan semakin tegang," ujarnya.

Baca Juga: Bukan Jet Tempur Apalagi Kapal Induk Canggih, China Diyakini Gunakan Senjata'Haram' Ini UntukMenyerang Taiwan, Terbongkar Berkat Dokumen Rahasia Amerika

Senjata nuklir

Morrison bergabung dengan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Kamis pagi kemarin waktu Australia untuk mengumumkan kebijakan baru.

Rencana yang disebut Biden 'bersejarah' itu tidak eksplisit menyebut China tapi jelas-jelas diarahkan kepada Beijing dan Xi Jinping.

Di bawah kesepakatan bernama AUKUS, ketiga negara akan mengadakan pertemuan untuk bekerjasama dalam masalah keamanan siber, teknologi canggih dan pertahanan untuk membantu mereka menangani tantangan keamanan modern.

Baca Juga: Pantas ChinaMurka Setelah Mengetahuinya,Rupanya Ada Rahasia di Balik Kesepakatan Amerika, Inggris, dan Australia, Pertama Kalinya dalam 50 Tahun!

AS dan Inggris akan membantu Australia membangun dan mempertahankan kapal selam nuklir, dorongan kuat untuk persenjataan militer Canberra, walaupun Morrison mengatakan kapal itu mungkin tidak akan bergabung dengan armada sampai 2040.

Dalam konferensi pers mengikuti pengumuman tersebut, pemimpin Australia menggambarkan kesepakatan itu sebagai 'kemitraan selamanya.'

"Kemitraan selamanya untuk waktu baru antara teman paling tua dan paling terpercaya. Kemitraan selamanya yang akan memperbolehkan Australia melindungi kepentingan keamanan nasional kami, untuk mengamankan warga Australia," ujarnya.

Hari yang sama Lijian mengatakan Australia seharusnya "secara serius mempertimbangkan melihat China sebagai mitra atau ancaman."

Baca Juga: Gara-gara Konflik Laut China Selatan,3 Negara Kuat Ini Sampai Turun Tangan Bersatu Guna Berperang Lawan China, Begini Skenarionya

Keberhasilan Australia menyeimbangkan hubungan antara AS dan China menjamin keamanan negara dan kesejahteraan ekonomi di bawah pemerintahan yang terus maju.

Oktober 2003, mantan pemimpin AS dan China, George Bush dan Hu Jintao, menyebut parlemen Australia.

Kemudian November 2014, Presiden China Xi Jinping mengunjungi Australia, di mana ia menyanjung hubungan antara China-Australia dan difoto dengan seekor koala.

Ekonomi Australia secara besar-besaran bergantung pada hubungan kuat mereka dengan Beijing.

Baca Juga: Sok Suci Pakai Dalih Lingkungan Demi Puaskan Nafsu Mengeruk Bumi Sampai ke Keraknya, Perusahaan Australia Siap Kuras Minyak Timor Leste Hingga Tandas, Aktivis pun Meledeknya

Ekspor ke China melompat dari sekitar USD 3,6 miliar tahun 2000 sampai lebih dari USD 74 miliar tahun 2015.

Beberapa pakar ekonom mengklaim jika pasar menguntungkan China yang berhasil melindungi Australia dari resesi ketika krisis finansial global.

Tahun 2017, pemerintah China mengamuk ketika mantan Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengumumkan rencana menindak campur tangan asing dalam politik domestik Australia.

Partai Komunis yang berkuasa melihat langkah itu sebagai sasaran tepat pada mereka dan hubungan itu tidak pernah pulih.

Baca Juga: Padahal Tak Ada Masalah dan Sangkut Paut dengan China, 5-10 Tahun ke Depan Australia Malah Diramalkan Akan Berperang dengan China, Apa Penyebabnya?

Seruan Perdana Menteri Morrison pada April 2020 untuk penyelidikan asal mula pandemi Covid-19, topik sensitif secara politik bagi pemerintah China, semakin memperburuk Beijing.

Ekspor Australia ke China mulai mengalami kesulitan memasuki negara itu, termasuk penundaan bea cukai yang lama dan tarif sementara.

Pada September 2021, batu bara, anggur, barley, dan daging sapi Australia semuanya terpengaruh oleh ketegangan perdagangan dengan China.

Beberapa pakar mengatakan perjanjian AUKUS telah membawa Australia ke titik di mana mereka tak bisa memperbaiki hubungan dengan China.

Baca Juga: Setelah Penuh Drama Menolak-nolak Stok Bijih Besi dari Australia, Hubungan Dua Negara Kian Tidak Mesra, China Temukan Negara Pengganti yang Setia Kirimkan Bijih Besi ke Mereka

"Ini adalah Australia memberi sinyal tidak ada cara kembali untuk hubungan dengan China, bahwa yang terbaik yang bisa kita harapkan adalah keberadaan kompetitif, situasi di mana ada keseimbangan di wilayah tersebut," ujarnya.

Artikel Terkait