Penulis
Intisari-online.com -Hubungan China ditengarai buruk dengan beberapa negara lain.
Terutama dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya.
Salah satunya dengan Australia, yang konfliknya seperti tidak tampak.
Melansir Express, Christopher Pyne, mantan menteri pertahanan Australia, memperingatkan jika konflik bersenjata bisa terjadi antara Australia dan China dalam 5 tahun mendatang karena konflik tidak tampak itu.
Ketegangan kedua negara datang sejak Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta penyelidikan independen mengetahui asal-usul Covid-19.
Virus awalnya diketahui berada di kota Wuhan, China, di akhir tahun 2019, sebelum menjadi pandemi global.
Upaya Morrison untuk meraih transparansi mengenai asal-usul penyakit membuat marah Partai Komunis China.
Selanjutnya pemerintah China menerapkan larangan dan tarif impor dari Australia yang bernilai miliaran Dolar.
Namun para pakar memperingatkan jika ketegangan antara dua negara dapat jauh memburuk di masa depan.
Bahkan hal ini bisa menyebabkan konflik militer.
Dalam pidato di Universitas Adelaide, Pyne mengatakan: "lima tahun yang lalu, aku akan mengatakan jika kemungkinannya sangat kecil, kini aku mengatakan kemungkinannya sangat besar daripada dulu.
"Bukan perang siber, tapi perang sesungguhnya melibatkan hilangnya nyawa manusia, hancurnya bangunan militer, dengan perlawanan dari kedua belah pihak.
"Ini bukan retorika. Ini adalah sesuatu yang kita semua bisa hadapi dalam 5-10 tahun mendatang."
Selanjutnya Pyne mengingatkan jika isu 'paling mengkhawatirkan' yang dapat menuntun konflik bersenjata adalah hasil agresi China ke Taiwan.
Beijing telah mengklaim kedaulatan atas seluruh Taiwan.
Dua negara telah dipimpin oleh pemerintah berbeda selama 70 tahun.
Namun Beijing mengklaim kepemilikan pulau independen di bawah kebijakan 'Satu China' yang menuntut hanya ada 1 negara berdaulat di bawah nama China.
Partai Komunis China sebelumnya mengancam mengambil Taiwan dengan paksa jika upaya diplomasi tidak berhasil.
Awal tahun ini Beijing mengisyaratkan perang dengan Taiwan jika "kemerdekaan artinya perang".
Berbicara dalam konferensi pers, juru bicara Menteri Pertahanan China Wu Qian mengatakan: "aktivitas militer dilakukan oleh militer China di Selat Taiwan adalah aksi yang diperlukan untuk menyelesaikan situasi keamanan saat ini di Selat Taiwan dan untuk menjamin kedaulatan dan keamanan nasional."
Ia menambahkan: "Kami peringatkan elemen 'kemerdekaan Taiwan': siapa yang bermain dengan api akan membakar dirinya sendiri, dan 'kemerdekaan Taiwan' artinya perang."
Pyne juga memperingatkan jika militer China sangatlah mampu berperang secara asimetris melawan AS dan sekutunya di sekitar rantai pulau Indo-Pasifik barat dan Asia Tenggara-Australia adalah salah satu dari sekutu itu."
Ia menambahkan: "Australia adalah salah satu sekutu itu. Untuk alasan itu dan lainnya, menghindari berbagai perang adalah strategi pertahanan kami dan prioritas kebijakan luar negeri kami sebagai negara."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini