Intisari-online.com -Ibukota Korea Utara Pyongyang menggemakan suara entakan sepatu boot Kamis kemarin.
Negara itu ternyata kembali mengadakan parade militer-sipil, tepat ketika waktu menginjak tengah malam.
Melansir Asia Times, parade militer itu diadakan untuk merayakan 73 tahun berdirinya negara Korea Utara di bawah mendiang 'Presiden Abadi' Kim Il Sung, eyang dari pemimpin Korut saat ini, Kim Jong Un.
Namun, acara itu tampaknya kurang menggetarkan dibandingkan parade militer Korut sebelumnya.
Serta, tampaknya parade militer kali ini disusun dengan tergesa-gesa.
Pakar berpendapat acara di tengah malam itu mengikuti pilihan Kim Jong-Un yang mengerti gaya dan keindahan.
Hal ini tampak dari pencahayaan yang sudah ditingkatkan dari yang dipasang tahun lalu di sekitar alun-alun paling terkenal di Pyongyang.
Tidak ada sistem senjata baru yang ditampilkan dan unit militer elit seperti pasukan roket dan para komandannya tidak tampak ada dalam parade militer tersebut.
Dengan demikian, parade militer ini tampaknya cukup damai.
Parade militan
Menurut media Korut yang berbasis di Seoul, Korsel, parade dimulai di tengah malam Kamis kemarin dan berjalan selama 1 jam saja.
Parade ini juga lebih kecil dari dua parade sebelumnya yang diadakan di Januari tahun ini serta Oktober tahun lalu.
Tidak seperti biasanya, parade militer Korut diisi oleh Pengawal Merah Petani Pekerja, militan pertahanan sipil yang diyakini berisi 5 juta penduduk.
Biasanya parade militer Korut dilaksanakan oleh Tentara Rakyat Korut (NKPA).
Bendera raksasa dikibarkan dan anjing militer dan traktor derek artileri-roket diarak.
Para pekerja berpakaian dalam pakaian hazmat dan pelindung pernapasan.
Para pekerja ini diyakini berada di pos pabean di perbatasan dengan China.
Komunitas pakar yang biasanya mengulas parade Korut untuk mendapatkan rinican mengenai senjata terbaru NKPA, justru kecewa dengan parade militer terbaru ini.
Pasalnya tidak ada persenjataan mutakhir tampil.
Beberapa yakin jika Kim Jong-Un menempatkan prioritas baru dalam mekanisme partai dan menawarkan sosok lain, termasuk adik perempuannya, Kim Yo-Jong, menampilkan penampilan 'lebih normal' untuk negaranya daripada yang selama ini selalu tampak 'negara satu pria'.
Kim Jong-Un sendiri memakai setelan jas abu-abu, tampak jauh lebih kurus daripada biasanya, dengan gaya rambut yang juga tampak biasa saja dibandingkan gaya rambutnya yang biasa.
Ia hadir dan melambai kepada kerumunan tapi ia tidak berpidato dalam pertemuan itu.
Justru malah Sekretaris Partai, Ri Il-Hwan yang berbicara.
Tanpa menawarkan rincian apapun, Ri menekankan perlunya memperbarui juche.
Juche adalah konsep nasionalis 'bergantung pada diri sendiri' yang dibuat oleh Kim Il-Sung.
Serta Ri menjelaskan peningkatan kekuatan NKPA.
Dalam anggukan kepada para warga yang menghadiri parade tersebut, ia mengatakan kebijakan partai adalah untuk 'menyelamatkan seluruh warga' dan 'mengubah seluruh negara menjadi benteng'.
Parade tengah malam misterius Kim
Pakar masih bertanya-tanya mengapa parade ini dilaksanakan di tengah malam, bukan di siang hari, terutama jika tujuannya adalah menunjukkan kekuatan Korut.
"Soviet tidak pernah melakukan parade di malam hari, tidak pernah, titik," ujar Andrei Lankov, pengamat Korut di Kukmin University, Seoul.
"Untuk parade malam hari, ada aura jika itu pada dasarnya ide romantis Barat, dan mereka punya hubungan politik buruk dengan Nazi."
Parade malam hari sudah sering dllakukan di Korut sejak 1980-an, tapi Kim mengatakan selera melaksanakan parade di malam hari dimulai sejak Oktober tahun lalu, serta Januari tahun ini.
Pakar mengatakan alasannya semata-mata agar negara itu terlihat estetik.
Analisis ini didukung dengan perancangan ulang dan pengaturan ulang lampu-lampu di alun-alun Kim Il-Sung, situs di Pyongyang dibangun dari reruntuhan kota ketika Perang Korea.
"Mereka menginvestasikan dalam mengatur ulang Alun-alun Kim Il Sung dan memasang lampu-lampu baru sebelum parade tengah malam akhir Oktober lalu," ujar Chad O'Carroll pendiri NKNews kepada Asia Times.
"Secara estetika, tampaknya jauh lebih baik, kampu-lampunya berkualitas lampu stadion dan cocok untuk propaganda."
Itu menjadi penjelasan yang meyakinkan karena optik dan citra sangat penting bagi rezim tersebut.
Namun pakar masih tidak puas mengapa Korut menggunakan kelompok militan bukan pasukan yang biasa.
Bukti minggu lalu menunjukkan parade itu disusun dengan tergesa-gesa, artinya pasukan harus dikirim dari daerah ibu kota.
"Bisa saja karena logistik," ujar Go Myong-hyun, pakar Korut di lembaga penelitian Seoul, Asan Institute.
"Jika mereka menyiapkan ini di menit-menit terakhir, kemungkinan mereka tidak punya waktu membawa pasukan aktif, yang mana harus dibawa dari tempat lain, belum lagi harus karantina."
Sikap sederhana
Sikap sederhana dan minimalis dari parade Korut ini tidak sesuai dengan Korut, tapi telah menjadi tren bahwa Korut tidak meluncurkan provokasi signifikan sejak 2017.
Tahun itu, negara menguji detonator yang mereka klaim sebagai bom hidrogen, dan melakukan pengujian rudal balistik antar benua, yang dinilai pakar dapat menyerang wilayah AS manapun.
Sejak saat itu, negara itu sudah melakukan serangkaian pengujian rudal jarak pendek dan jarak menengah, dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea.
Salah satu alasan mengapa sekarang berbeda sikap adalah sekutu utama Korut tidak ingin AS semakin masuk ke Asia Timur.
"China tidak menyukainya, dan kini Korut lebih bergantung dengan China daripada kapanpun dalam 70 tahun terakhir," ujar Lankov.
Periode yang ia maksudkan adalah Perang Korea 1950-1953, ketika Korut diselamatkan oleh intervensi militer China.
"Mereka tidak menyukai China," ujar Lankov, "tapi mereka harus mendengarkan China dan berkompromi."
Dengan AS baru saja dipermalukan dengan gagalnya membuat perdamaian di Afghanistan, Beijing tidak ingin memberikan Washington untuk semakin bergerak di Asia Timur.
China tampaknya sadar AS semakin memperkuat cengkeraman mereka di Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
AS juga semakin sering mengirimkan armada 'menjaga perdamaian' mereka ke Laut China Selatan dan Laut China Timur, dua wilayah internasional yang ingin dikuasai China.