Pada awal penerapannya, penggunaan dollar AS menimbulkan gelojak di tengah masyarakat.
Itu karena nilai dollar AS sangat tinggi untuk ukuran standar harga barang dan jasa di Timor Leste.
Dengan Timor Leste menerapkan dollar AS sebagai mata uang resmi negara, membuat harga-harga barang dengan cepat melambung tinggi.
Namun, pemerintah Timor Leste tidak bergeming, dan beranggapan bahwa penggunaan dollar AS tidak berpengaruh pada harga.
Justru masyarakatkah yang diminta menyesuaikan melalui pengaturan jumlah barang atau jasa.
Selain itu, menurut pemerintah, kenaikan harga-harga barang di masa transisi bukan karena penggunaan dollar AS, melainkan terjadi karena adanya prinsip pasar (permintaan dan penawaran).
Keputusan untuk mengadopsi dollar AS yang dibuat oleh PBB dan pemerintah Timor Leste disebut diambil untuk menyelamatkan negara dari ketidakstabilan politik dan ekonomi.
Alasan UNTAET (PBB) dan pemerintahan transisi Timor Leste saat itu untuk memilih dollar AS, karena mata uang tersebut stabil dan kuat serta diterima di seluruh dunia.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR