Bak Amnesia pada Dua Roket yang Pernah 'Menggedor' Pintu Kamarnya, Presiden Guinea Harus Pasrah Dikudeta Gara-gara Sembrono Lakukan Ini pada Militernya Sendiri

Ade S

Editor

Presiden Guinea, Alpha Conde tengah ditahan para tentara yang berhasil melakukan kudeta.
Presiden Guinea, Alpha Conde tengah ditahan para tentara yang berhasil melakukan kudeta.

Intisari-Online.com -Ungkapan "jangan pernah sekali-kali meninggalkan sejarah" dari Presiden Soekarn nampaknya tepat dilontarkan kepadaPresiden Guinea, Alpha Conde.

Sebab, dirinya kini harus merana karena tidak pernah belajar pada sejarah yang terjadi di negaranya sendiri.

Selain itu, dirinya juga bak lupa dengan berbagai pengalaman yang dialaminya selama satu dekade memimpin negaranya.

Hingga kini, akhirnya dirinya harustampil secara menyedihkan dalam rekaman video yang menunjukkan dirinya lelah dan kusut dalam tahanan militer.

Baca Juga: Sok-sokan Merdeka dari Indonesia, Mendadak Terjadi Krisis Besar-besaran yang Berakhir Kudeta, Bikin Rakyat Timor Leste Jadi Korban Gara-gara Ulah Militernya Sendiri

Ya, Conde kini berada dalam pengawasan ketat pasukan militer yang telah mendongkel dirinya dari kursi kekuasaan.

Setelah baku tembak yang berlangsung selama berjam-jam, di dekat istana presiden, Conde akhirnya takluk di tangan tentara pemberontak, Minggu (5/9/2021).

Bergejolak selama hampir 4 dekade

Guinea sendiri memang sudah lama berada dalam kondisi politik yang penuh gejolak.

Baca Juga: Muammar Khadafi Punya 'Pasukan Amazon' yang Tak Hanya Jago Militer Tapi Juga Merupakan Para Perawan Cantik untuk Mengawalnya, Diseleksi Sendiri oleh sang Diktator

Dimulai pada1984, atau hampir 4 dekade lalu, saat kekuasaan negara diambil alih oleh Lansana Conte, setelah pemimpin pertama Guinea pasca-kemerdekaan meninggal dunia.

Conte memang berhasil mempertahankan kekuasaannya selama 15 tahun, sampai dirinya wafat pada 2009.

Namun, pergantian kekuasaan dari dirinya tidak ditempuh secara damai, melainkan melalui sebuah kudeta yang dimenangkan oleh Kapten Moussa "Dadis" Camara sebagai penguasa baru.

Hanya saja, Camara hanya mampu mempertahankan kekuasaannya dalam waktu singkat.

Baca Juga: Puluhan Kota Jatuh ke TanganTaliban, Joe Biden LangsungKerahkan Pesawat Pemusnah Massal Untuk Dijatuhkan diAfghanistan, Lokasi Ini yang Jadi Target

Dia menjadi buruan para pemberontak yang ingin membunuhnya, sebelum akhirnya berhasil selamat di pengasingan dan harus rela menanggalkan kursi presiden.

Kepergian Camara yang kemudian melahirkan pemilihan umum pertama pada 2012 inilah yang kemudian membawaAlpha Conde sebagai orang nomor satu di Guinea.

Apa yang selanjutnya terjadi tentu saja sudah bisa diduga oleh banyak pihak: upaya kudeta kembali bermunculan.

Conde memang berulang kali berhasil menggagalkan segala upaya para pemberontak untuk mendongkelnya dari kekuasaan.

Baca Juga: Ribuan Orang di Kamp Pengungsi Terlantar saat Isolasi, Dipaksa Cari Makan Sendiri, Diperparah Dampak Kudeta Militer Myanmar yang Sebabkan Hal Ini

Bahkan, beberapa kali dirinya hampir saja kehilangan nyawa seiring dengan bermunculannya upaya pembunuhan terhadap dirinya.

Terhitung sudah dua kali pintu kamar di rumahnya 'digedor' oleh para pemberontak menggunakan roket.

Conde memang berhasil selamat dalam dua serangan tersebut, namun tidak demikian dengan salah satu pengawalnya yang menjadi korban serangan granat berpeluncur roket.

Serangan-serangan terhadap Conde sendiri dipicu oleh kekecewaan masyarakat yang sebelumnya justru berharap banyak pada kepemimpinannya di Guinea.

Baca Juga: Sementara China Tengah 'Menggenggam Erat-erat' Taiwan, Analis Prediksi Xi Jinping Akan Digulingkan oleh Kelompok Perubahan

Apalagi, selama beberapa dekade sebelumnya, negara ini terperosok sangat dalam pada jurang korupsi dan sikap otoriter para penguasa.

Sayangnya, Conde dianggap tak mampu mengangkat negara yang sebagian besar warganya hidup di bawah garis kemiskinan.

Kondisi yang sungguh miris mengingat negara ini kaya akan mineral, bahkan termasuk bauksit dan emas.

Pandemi, seperti juga terjadi di berbagai negara lain, semakin memperburuk kondisi ekonomi negara ini.

Baca Juga: Sudah Jadi Ketua Geng Jalanan Usia 16 Tahun, Saddam Hussein Menjelma Jadi Diktator Kuat dengan Dukungan CIA

Demonstrasi jalanan yang diiringi dengan kekerasan pun akhirnya mulai kembali pecah pada tahun lalu.

Apalagi setelah Conde menyelenggarakan referendum untuk mengubah konstitusi yang menghilangkan batas masa jabatan presiden untuk dirinya.

Sebenarnya urusan demonstran sipil terhitung sudah berhasil dihadapi oleh Conde, meski harus menimbulkan korban jiwa.

Namun, Conde gagal merangkul pihak militer yang justru memiliki kekuatan besar untuk menggulingkannya.

Dengan sangat semberono, baru-baru ini Conde malah mengajukan proporal untuk memangkas gaji anggota militer.

'Dorr', tembakan keras pun akhirnya meletus di sekitar istana presiden, yang seperti kita ketahui, berakhir dengan ditahannya Conde olehKolonel Angkatan Darat Mamadi Doumbouya,komandan unit pasukan khusus tentara Guinea.

Baca Juga: Cuci Bersih Pejabat yang Dinilai 'Sengsarakan Rakyat' karena Krisis Pangan, Kedok Asli Kim Jong-Un Justru Terbongkar saat Kendaraan Pengawalnya Dibakar Orang Tak Dikenal

Artikel Terkait