Intisari-Online.com - Setelah bom menghantam Jepang dan mengakhiri Perang Dunia II, situasi ekonomi di Jepang sangat krusial.
Jepang menderita dan itu menyebabkan orang-orang kelaparan.
Tetapi begitu perang usai, ledakan angka kelahiran bayi begitu tinggi.
Antara 1947-1949 sekitar 2,6 juta bayi lahir.
Banyak pasangan yang tak mampu mengurus bayi-bayi yang lahir tersebut dan aborsi masih ilegal.
Miyuki Ishikawa adalah seorang bidan yang bekerja di Rumah Sakit Bersalin Kotobuki di Jepang pada tahun 1940-an.
Bidan asal Jepang ini dijuluki oni-sanba atau bidan iblis.
Dia menyadari bahwa angka kelahiran begitu meningkat pesat dan banyak orang tua khawatir dengan bayi-bayi yang dilahirkannya.
Jadi, cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah membiarkan bayi yang baru lahir meninggal.
Miyuki memutuskan pilihan ini untuk, tetapi kadang-kadang para ibu itu sendiri yang memintanya untuk membunuh anak mereka.
Apa pun untuk mencegah kehamilan tidak diperbolehkan dan mereka akan dihukum berat jika mereka mencoba.
Apa yang dilakukan Miyuki Ishikawa bukanlah rahasia di rumah sakit itu.
Kekejaman Ishikawa membuat para bidan lain yang bekerja di rumah sakit itu merasa jijik.
Mereka lantas memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Biadabnya, tak lama setelah "pembunuhan" itu, ia dan suaminya berusaha malah memperoleh uang.
Keduanya menghampiri orang tua para bayi dan meminta uang dalam jumlah besar, mengklaim bahwa jumlah uang yang diminta tak lebih banyak dari dana yang dipakai untuk mengurus anak yang tidak diinginkan.
Dalam menjalankan aksi pemerasannya ini, mereka tak sendirian.
Seorang dokter bernama Shiro Nakayama, juga terlibat dalam hal ini.
Mereka melindungi pasangan ini dengan mengeluarkan sertifikat kematian palsu.
Tapi, kekejaman Ishikawa dan kawan-kawan lekas terungkap.
Pada 12 Januari 1948, dua petugas polisi dari Kepolisian Waseda tanpa sengaja menemukan lima korban terakhir Ishikawa.
Setelah otopsi, kelima bayi tersebut tewas secara tidak wajar.
Selama penyelidikan, polisi menemukan sekitar tiga puluh mayat di sebuah kuil dan empat puluh di rumah seorang petugas pemakaman.
Miyuki dan Takeshi Ishikawa pun ditahan pada 15 Januari 1948.
Pengadilan Distrik Tokyo menjatuhi hukuman delapan tahun penjara bagi Ishikawa, sementara Takeshi dan Dr Shiro Nakayama masing-masing dijatuhi hukuman empat tahun.
Mereka akhirnya hanya harus menjalani setengah hukuman mereka.
Sampai hari ini tidak ada yang tahu jumlah bayi yang dia targetkan, perkiraan antara 85 dan 169.
Secara total, dia diadili untuk 103 kematian bayi baru lahir.
(*)