Minggu ini, Unicef mengatakan Korea Utara telah meminta agar hampir 3 juta dosis vaksin Sinovac buatan China dialihkan ke negara lain, seperti diwartakan SCMP, Jumat (3/9/2021).
Korea Utara melakukannya “mengingat pasokan global vaksin Covid-19 yang terbatas dan lonjakan berulang di beberapa negara”.
Kementerian Kesehatan Masyarakat Korea Utara mengatakan akan terus berkomunikasi dengan Covax Facility, skema distribusi internasional yang memberikan vaksin, tentang pengiriman vaksin dalam "bulan-bulan mendatang", menurut UNICEF.
Pyongyang sebelumnya juga menolak tawaran vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran akan efek samping yang jarang terjadi.
Hal itu diungkapkan oleh sebuah think-thank Korea Selatan yang berafiliasi dengan agen mata-mata Seoul pada bulan Juli.
Kementerian luar negeri Rusia juga mengatakan pada bulan yang sama bahwa Moskow telah berulang kali menawarkan untuk memasok vaksin buatannya sendiri.
Namun, Korea Utara belum memberikan indikasi apa pun bahwa mereka telah menerima bantuan dari sekutu Perang Dinginnya tersebut.
Sementara itu, Kim Jong-un telah mengakui kerugian ekonomi yang meningkat dari isolasi negara itu, dengan pidato dalam beberapa bulan terakhir yang menggambarkan “krisis kesulitan” dan situasi pangan yang “tegang”.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR