Intisari-Online.com - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Oleh karenanya kini Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh yang memimpin usai Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Saleh juga menyatakan diri sebagai 'pemimpin' baru Afghanistan dan akan memimpin pasukan khusus Afghanistan untuk balas dendam.
Nah, di tengah situasi itu mendadak Saleh melakukan perlawanan bersenjata dan menuntut sanksi dari Pakistan.
Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (29/8/2021), Amrullah Saleh menegaskan negaranya tidak akan pernah menjadi 'Talibanistan'.
Pesan itu dia sampaikan sesaat sebelum serangan teror bandara Kabul.
Saleh bersumpah akan melakukan perlawanan sipil dan bersenjata.
Saleh adalah pemimpin Tajik dan sejak Februari 2020 menjabat sebagai wakil presiden dalam pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang dipilih secara demokratis.
Kini, dia telah memproklamirkan dirinya sebagai 'Presiden' dan bergabung dengan Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, yang memimpin perlawanan terhadap Taliban pada 1990-an hingga pembunuhannya oleh Al-Qaeda pada September 2001.
Dari tempat persembunyiannya di Lembah Panshir, 125 kilometer sebelah utara Kabul, orang Tajik merekam sebuah pesan di mana ia mendesak masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban Pakistan atas perannya dalam mendukung penaklukan kembali Taliban atas Afghanistan.
"Taliban tidak sendirian dalam melakukan ini terhadap rakyat Afghanistan," katanya dalam rekaman, yang dirilis pada hari Jumat melalui Institut MacDonald-Laurier, sebuah lembaga pemikir Kanada yang berbasis di Ottawa.
"Mereka dibantu oleh Angkatan Darat Pakistan, oleh badan intelijen Pakistan."
“Pengakuan publik atas fakta yang keras dan brutal ini akan membantu. Ini akan membuat Pakistan berada di bawah tekanan."
"Kekuatan global dan negara-negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa harus secara terbuka mengakui ini."
Badan Intelijen Antar-Layanan Pakistan (ISI) telah lama dicurigai memberikan dukungan kepada Taliban.
Namun, Islamabad secara konsisten membantah pernah mensponsori atau memberikan tempat yang aman bagi kelompok Islamis atau mantan sekutunya Al-Qaeda.
Meskipun faktanya Osama bin Laden ditemukan tinggal di Abbottabad satu dekade lalu.
Pemerintah Pakistan juga dalam beberapa pekan terakhir meluncurkan kampanye diplomatik berkelanjutan untuk membujuk Barat agar memberikan dukungannya kepada rezim baru Taliban.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR