Intisari-online.com -Senjata Beijing yang akan diluncurkan untuk menyerang Taiwan sudah dibeberkan oleh banyak pihak.
Mulai dari kapal induk baru, rudal anti-kapal serta kapal pemblokir baru.
Namun ada satu lagi senjata yang berperan banyak meskipun tidak sering disebutkan.
Padahal kapal ini akan sangat menguntungkan jika China benar-benar akan menyerang Taiwan.
Kita bayangkan skenario ini, pantai barat laut Taiwan menghadap Selat Taiwan, kemudian beberapa jam sebelum subuh, kondisinya dingin dan gelap serta sepi sampai guruh beberapa ratus kapal didengar dari kejauhan.
Invasi yang sudah diprediksi lama dari China akhirnya datang.
Seperti sudah diperkirakan, ratusan kapal perang China dengan berbagai jenis menyebar sepanjang garis horizon, memblokir refleksi bulan di lautan, campuran kapal perusak, kapal fregat, dan kapal coast guard maju ke depan.
Teriakan rudal ke pulau tersebut dan dari pantai menuju kapal yang datang.
Pertahanan anti-rudal di kedua belah pihak saling membelah satu sama lain.
Meskipun kuat, sejumlah serangan yang kemungkinan Beijing kirim ke Taiwan tampaknya kurang komponen penting yang bisa menjadi kunci kemenangan Beijing.
Mereka belum bisa membawa para pasukan dan kapal yang seharusnya mendarat, kendaraan yang tidak menenggelamkan kapal musuh tapi membawa para awak tentara melewati air.
Jika Angkatan Laut Tentara Pembebasan China (PLAN) tidak bisa menaruh sepatu boot dan baju perang ke tanah, mereka tidak akan bisa menguasai Taiwan.
Sekelompok kapal mulai tampak di horizon, bagi pertahanan Taiwan, armada kedua mulai diluncurkan.
Kerjasama sipil dan militer
Walaupun termasuk industri sipil, industri kapal sipil China sudah lama berhubungan dengan militer China, seperti dikutip National Interest.
Tahun 2015, Beijing memperingatkan industri pembangunan kapal untuk mengikuti set baru dari arahan pembangunan kapal yang membuat armada kapal China cocok dengan yang diinginkan Angkatan Laut China.
Panduan tersebut bernama Technical Standards for New Civilian Ships to Implement National Defense Requirements, menggaris bawahi 5 kategori kapal yang seharusnya sesuai dengan panduan.
Antara lain kapal angkut, multifungsi, roll-on/roll-off, bulk carrier serta breakbulk.
Kapal-kapal ini dapat dipanggil untuk mendukung operasi serangan dalam pengiriman ratusan ribu ton kapal, dengan mudah menyatu dengan Angkatan Laut China.
Yang pasti, kapal-kapal sipil China yang hanya untuk mengangkut pasukan tidak akan bisa bertahan seperti kapal serbu amfibi PLAN.
Namun hal itu tidak penting, bahkan transportasi militer yang sengaja dibuat tidak semata-mata bertanggung jawab untuk pertahanan mereka tapi juga pada kekuatan armada dalam perlindungan.
Lebih jauh lagi, mengenai kemampuan bertahan walaupun hanya transportasi sipil militer China memiliki banyak kemampuan yang mendukung yaitu jumlah yang banyak.
Perlu diketahui, industri pembuatan kapal domestik China sejauh ini adalah yang terbesar di dunia.
Sehingga Taiwan dan AS seharusnya juga tidak mengabaikan hubungan dekat PLAN dengan industri kapal sipil.