Pasukan Taliban dilaporkan memburu warga Afghanistan yang masuk ke komunitas LGBTQ+ online dan memberi mereka ancaman kematian beberapa tahun dari sekarang.
Beberapa LSM global dan para warga yang sudah tinggal di luar negeri membangun penggalangan dana.
Menurut VICE, salah satu penggalang dana diatur oleh seorang queer Afghanistan yang mengajar universitas di AS.
"Situasi di Afghanistan menghantuiku. Aku tidak tidur selama 2 hari. Aku mencoba mengeluarkan keluargaku, juga para komunitas queer dan trans yang merupakan target langsung Taliban. Kebanyakan dari mereka tidak keluar dari rumah mereka. Beberapa kehilangan pekerjaan. Sebagian besar berada dalam stress luar biasa dan depresi.
"Mereka butuh bantuan bahkan untuk kebutuhan dasar," ujarnya.
Source | : | indiatoday.in |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR