Penulis
Intisari-online.com - Semua orang tahu jika Taliban adalah musuh Amerika, dan Afghanistan.
Namun, tidak dengan Rusia dan China, sebaliknya beberapa waktu lalu Rusia, China, dan Pakistan umumkan akan melakukan kerja sama dengan negara-negara tersebut.
Sementara itu, sebuah kabar cukup mengejutkan terkuak di mana Rusia ternyata ada hasrat untuk menghancurkan Taliban.
Menurut 24h.com.vn, pada Sabtu (21/8/21), sebuah pernyataan yang dibuat oleh surat kabar Professional Aviation.
Pernyataan itu mengatakan, Rusia berniat kerahkan pesawat pembom supersonik jarak jauh Tu-22M3 untuk menyerang Taliban.
Hingga saat ini meski Rusia mendukung Taliban, mereka tetap dianggap sebagai gerakan teroris.
Oleh sebab itu Rusia sangat berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan Taliban.
Bahkan sudah siapkan skenario untuk menyerang Taliban dengan pesawat pembom yang sudah disebutkan.
Terlepas dari kenyataan bahwa saat ini ada dialog tertentu antara pihak Rusia dan Taliban.
Jika orang-orang bersenjata ini Taliban mencoba melintasi perbatasan negara-negara tetangga yang merupakan sekutu Rusia.
Makan unit-unit Taliban akan segera diserang oleh Rusia.
Pada saat yang sama, jika ini terjadi, seluruh pasukan jihad yang ditempatkan di wilayah perbatasan Afghanistan akan dimusnahkan.
Terlepas dari kenyataan bahwa Taliban tidak menunjukkan minat untuk menyerang negara-negara tetangga, militer Rusia selalu memiliki pilihan kekuatan.
Rusia siap untuk menyerang para militan dengan pesawat militer atas permintaan pertama dari Tajikistan, Uzbekistan, atau Turkmenistan.
"Pejuang Taliban berkuasa di Afghanistan, tetapi ini tidak berarti bahwa posisi Rusia telah berubah dengan cara apa pun terkait gerakan teroris ini," katanya.
Setiap serangan terhadap sekutu Rusia di wilayah tersebut akan menghasilkan serangan langsung.
"Bahkan jika perlu untuk membunuh seratus pejuang, seratus akan dihancurkan, jika kita berbicara tentang ratusan pejuang, ribuan teroris, ribuan dari mereka akan dihancurkan," kata seorang pakar militer Rusia.
Menurut pers Rusia, Taliban mungkin juga menyadari posisi Rusia seperti itu dan karena itu tidak melakukan provokasi apa pun, secara aktif menggunakan negosiasi dengan pihak Rusia.