Intisari-online.com - Kekalahan Afghanistan atas Taliban tampaknya dimanfaatkan China sebaik-baiknya.
Bahkan cara China memanfaatkan situasi krisis di Afghanistan dikecam oleh Amerika dan sekutunya.
Mantan Penasihat Kemanan Nasional AS, Robert O'Brien memperingatkan bahwa China ingin mengintimidasi Taiwan dengan gambar-gambar yang keluar dari Afghanistan.
Ini membuat Amerika makin kena mental dan merusak kepercayaan di Amerika.
Menurut Daily Express, Sabtu (21/8/21),O'Brien mengecam "perang psikologis" yang datang dari Beijing atas krisis Afghanistan.
Dia mengatakan kepada Presenter Fox News, Larry Kudlow, AS perlu mengirim "pesan kuat dengan cepat" ke sekutu Pasifik mereka dan China.
"Orang Cina benar-benar menggetarkan pedang," kata Presenter Bisnis Fox News.
"Saat ini mereka mengolok-olok kita dan bencana di Afghanistan dan mereka seperti mengatakan kepada orang-orang: Anda tidak bisa benar-benar mengharapkan Amerika lagi," katanya.
"Tapi itu memiliki sisi keras yang ditujukan ke Taiwan."
O'Brien menambahkan, "Taiwan adalah hadiah geopolitik dari seluruh Asia dan seluruh Pasifik itu adalah jenis gabus dalam botol sampanye.
"Itu membuat Angkatan Laut PLA terikat dan jika mereka mendapatkan Taiwan, mereka memiliki akses terbuka ke seluruh Pasifik, sampai ke Hawaii, sampai ke California tempat saya duduk sekarang," imbuhnya.
"Dan mereka sangat menginginkannya dan mereka mencoba mengintimidasi menggunakan perang psikologis, dan foto-foto yang keluar dari Kabul ini benar-benar mengerikan," paparnya.
Dia menambahkan, "Kita perlu mengirim pesan yang kuat dengan cepat ke Taiwan bahwa kita bersama mereka.
"Tetapi juga kepada orang China bahwa kami tidak akan meninggalkan aliansi kami, teman-teman kami, dan mitra kami."
Ditanya apakah China benar-benar akan mencoba pengambilalihan Taiwan dengan gaya Hong Kong.
O'Brien lalu menjawab, "Sekretaris Jenderal Xi mengatakan dia akan menyatukan kembali Taiwan dengan China dan dia akan melakukannya dengan satu atau lain cara."
"Saya pikir sering kali kita sedikit sombong di barat dan di Amerika kita tidak mendengarkan para otoriter dan diktator ini, kita tidak percaya apa yang mereka katakan," terangnya.
"Saya pikir kita harus sangat berhati-hati dan mendengarkan apa yang dia katakan," katanya lagi.
"Dia menjalankan operasi militer besar sepanjang waktu, mereka menghabiskan banyak uang untuk membangun militer mereka," paparnya.
Itu terjadi setelah juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan kepada Sky News bahwa rezim baru Taliban di Kabul telah menerima dukungan dari China dan Rusia.
Shaheen mengatakan kepada Sky News,"Kami tidak memiliki sekutu seperti itu dan kami bukan anggota dari blok militer manapun, tetapi kami ingin yang kami cari adalah kerja sama semua negara dalam pembangunan Afghanistan."
Tentang Rusia, Pakistan, dan China juru bicara Taliban mengatakan, "Kami memiliki hubungan baik dengan mereka."
"Kami mendapatkan dukungan politik dari China dan juga Rusia," tambahnya.