Di Pakistan, yang telah lama dituduh mendukung Taliban, Perdana Menteri Imran Khan mengatakan gerakan itu telah "memutus rantai perbudakan mental di Afghanistan".
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing bersedia mengembangkan hubungan persahabatan, baik dan kerjasama dengan Afghanistan.
Dia juga mencatat bahwa Taliban telah berjanji untuk tidak membiarkan Afghanistan menjadi situs untuk "tindakan yang merugikan China".
Utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, pada 16 Agustus menekankan bahwa dibandingkan dengan "pemerintah boneka di Kabul", Taliban jauh lebih mudah untuk mencapai kesepakatan.
Melansir The Guardian, dari negara-negara tetangga, Pakistan tampaknya menjadi negara yang paling menyambut kembalinya Taliban.
Pakistan berharap dapat meningkatkan pengaruhnya di Kabul dan di bawah kendali Taliban, Afghanistan akan menjadi sekutu regional yang kuat sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Source | : | 24h.com.vn,The Guardian |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR