Intisari-online.com - Tragedi jatuhnya pemerintahan Afghanistan ke tangan Taliban belakangan mendapat sorotan dunia.
Banyak negara menyalahkan Amerika karena menarik pasukannya dari Afghanistan lebih awal.
Ini menyebabkan negara tersebut kini jatuh ke tangan Taliban, dan mau tidak mau negara tersebut kini diperintah oleh Taliban.
Hal ini menyebabkan eksodus besar-besaran, di mana banyak orang di Afghanistan berniat meninggalkan negara untuk mencari perlindungan negara lain.
Bahkan, situasi ini juga dikomentari oleh mantan tentara Amerika yang jadi pembunuh Osama Bin Laden.
Mantan anggota Navy SEAL, yang menembak mati Osama Bin Laden mengatakan, Joe Biden sebagai bencana saat Taliban mengusasi Afghanistan.
Pernyataannya tersebut dilontarkan di Twitter pribadinya, seperti dikutip dari Daily Express, Selasa (17/8/21).
Robert O'Neill, yang mengklaim dia menembak dan membunuh Osama bin Laden pada tahun 2011, telah mengeluarkan omelan Twitter yang marah di mana dia menyebut Presiden Joe Biden sebagai "bencana.
Ia menambahkan, "Ini adalah kerugian terburuk dalam sejarah Amerika. Presiden kita yang paling populer telah menghilang. Buktikan bahwa aku salah."
Presiden terbaik yang dimaksud tersebut adalah Donald Trump, merujuk dari salah satu tweetnya yang mempertanyakan apakah Donald Trump lebih buruk dari Joe Biden.
Mantan tentara itu juga menyerukan pengunduran diri Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley.
O'Neill mengatakan, "Ada orang Afghanistan jatuh ke kematian mereka dari pesawat kami mundur. Apakah @thejointstaff sudah mengundurkan diri?"
Sedikitnya tujuh orang diperkirakan tewas saat kekacauan meletus di bandara Kabul pada Senin.
Korban tewas termasuk mereka yang jatuh dari pesawat setelah lepas landas dan dua pria bersenjata yang ditembak oleh pasukan AS.
Yang lain dikatakan telah meninggal karena terinjak-injak ketika warga Afghanistan yang putus asa berpegangan pada sebuah pesawat angkut militer yang sedang meluncur di landasan pacu.
Dalam pidatonya pada hari Senin, Presiden Biden membela keputusannya untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan.
"Saya berdiri tegak di belakang keputusan saya," katanya.
"Setelah 20 tahun saya telah belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS. Itu sebabnya kami masih di sana," jelasnya.
Dia menambahkan,"Saya sangat sedih dengan fakta yang kita hadapi sekarang, tetapi saya tidak menyesali keputusan saya untuk mengakhiri perang Amerika di Afghanistan."
"Saya tidak bisa dan tidak akan meminta pasukan kita untuk berperang tanpa henti dalam perang saudara di negara lain," imbuhnya.
Mengomentari pidato Presiden Biden, Profesor Obaidullah Baheer, dosen di American University of Afghanistan, mengatakan kepada Sky News.
"Apa yang saya dengar dalam pidatonya adalah Saya akan meninju perut Anda, lalu saya akan memberi tahu Anda hal-hal menakjubkan yang saya lakukan setelahnya. meninju Anda," katanya.