Pantas Saja China dan Rusia Ogah Campuri Urusan Taliban, Ternyata China, Rusia, dan Pakistan Malah Berencana Dekati Taliban, dan Akan Segera Buat Kesepakatan Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pertemuan petinggi Taliban dengan Pejabat China.
Pertemuan petinggi Taliban dengan Pejabat China.

Intisari-online.com - Sebelum Taliban menguasai Afghanistan, Amerika bersama dengan sekutunya telah berjuang untuk melawan Taliban.

Namun, pada akhirnya gagal, militer Amerika yang meninggalkan Afghanistan justru membuat Taliban makin sangar dan berhasil menguasai negara itu.

Kini Taliban telah berhasil menduduki ibu kota Kabul, dan ini membuat Amerika menarik diri dari negara itu setelah 20 tahun berlalu.

Lantas mengapa, Afghanistan yang sedang kolaps tak sedikitpun dibantu negara kuat seperti Rusia dan China.

Baca Juga: Padahal Amerika Sudah Bakar Uang Rp1.194 Triliun Demi Perkuat Militer Afghanistan Tetapi Tetap Saja Tak Berkutik di Hadapan Taliban, Terkuak Inilah Kebobroknya Tentara Afghanistan

Justru hanya Amerika dan sekutunya yang turun tangan ke Afghanistan untuk melawan Taliban.

Rupanya, Rusia, China, Bahkan Pakistan malah berencana mendekati Taliban.

Para ahli mengkonfirmasi bahwa Rusia, Pakistan dan China telah mengisyaratkan kesiapan mereka untuk berinteraksi dengan pejabat Taliban.

Namun, kembalinya Taliban juga menimbulkan kekhawatiran di negara-negara ini bahwa Afghanistan sekali lagi dapat menjadi surga bagi organisasi teroris asing.

Baca Juga: Mantan Tentara Amerika 'Pembunuh' Osama Bin Laden Ini Mendadak Buka Suara Sebut Tragedi yang Menimpa di Afghanistan Adalah Bencana yang Disebabkan Joe Biden, Apa Maksudnya?

Di Pakistan, yang telah lama dituduh mendukung Taliban, Perdana Menteri Imran Khan mengatakan gerakan itu telah "memutus rantai perbudakan mental di Afghanistan".

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing bersedia mengembangkan hubungan persahabatan, baik dan kerjasama dengan Afghanistan.

Dia juga mencatat bahwa Taliban telah berjanji untuk tidak membiarkan Afghanistan menjadi situs untuk "tindakan yang merugikan China".

Utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, pada 16 Agustus menekankan bahwa dibandingkan dengan "pemerintah boneka di Kabul", Taliban jauh lebih mudah untuk mencapai kesepakatan.

MelansirThe Guardian, dari negara-negara tetangga, Pakistan tampaknya menjadi negara yang paling menyambut kembalinya Taliban.

Pakistan berharap dapat meningkatkan pengaruhnya di Kabul dan di bawah kendali Taliban, Afghanistan akan menjadi sekutu regional yang kuat sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Digadang-gadang Lebih Baik dari Donald Trump, Nyatanya Popularitas Joe Biden Langsung Turun Drastis Setelah Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban, Dijuluki 'Presiden Terburuk'

Siraj ul Haq, pemimpin partai politik Muslim Jamaat-e-Islami (JI) Pakistan, mengatakan kemenangan Taliban adalah "kemenangan bersejarah atas negara adidaya" dan akan menciptakan "pemerintahan Islam" yang patut dicontoh di Afghanistan".

Selama bertahun-tahun, Pakistan dituduh sebagai surga bagi para pemimpin Taliban dan keluarga mereka.

Itu juga tempat para pemberontak sering menerima perawatan medis dan pelatihan.

Pakistan telah membantah dukungan militer untuk Taliban, dan telah mengumumkan upaya untuk mempromosikan perdamaian dalam pembicaraan Qatar.

Namun, banyak yang berpendapat bahwa prioritas utama Pakistan adalah mempertahankan dukungan untuk Taliban.

Artikel Terkait