"Kalau diakui WHO, tentunya pemerintah Arab Saudi juga akan mengakui," kata Nur Arifin, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Para calon jemaah umrah pun mengeluhkan soal biaya. Apalagi bagi mereka yang gagal berangkat karena pandemi.
Iip Ropiah, 42 tahun, misalnya yang sudah mendaftar keberangkatan umrah sejak Januari 2020, tapi gagal berangkat pada Maret 2020.
Ketika ditawarin tambahan yang, dia menolak.
"Mungkin buat buat orang yang rezeki bisa saja, ibadah umrah itu istilahnya dambaan setiap kaum Muslim."
"Kalau buat saya, keberatan, saya enggak punya juga uangnya untuk nambahinnya," tambah Iip.
Sejauh ini, Iip lebih memilih menunggu pandemi mereda, untuk berangkat ke Tanah Suci.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR