Intisari-Online.com - Hingga Jumat (6/8/2021), kasus virus corona di seluruh dunia mencapai lebih dari 201 juta kasus.
Dengan 4,2 juta kasus kematian dan 181 juta orang telah dinyatakan sembuh.
Dari jumlah kasus virus corona di seluruh dunia itu, Indonesia menempati peringkat ke-14 dengan3.568.331 kasus.
Serta102.375 kasus kematian.
Tingginya posisi tersebut karena sejak Juli 2021 Indonesia diterjang gelombang kedua pandemi virus corona.
Dalam sehari, rata-rata jumlah kasus harian Indonesia mencapai 30.000 kasus.
Bahkan pernah menembus lebih dari 50.000 kasus hanya dalam sehari.
Sama halnya dengan kasus kematian. Rata-rata lebih dari 1.000 orang meninggal dunia setiap harinya.
Pernah, lebih 2 juta warga Indonesia meninggal karena virus corona dalam waktu satu hari.
Walau begitu,Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI)dr Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan mungkin seharusnya posisi Indonesia lebih tinggi.
Dilansir dariworldometers.info pada Jumat (6/8/2021), Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.
AS memiliki36.301.744 kasus virus corona.
Tepat di bawah AS ada India yang memiliki31.856.757 kasus virus corona.
Diketahui India sempat diterjang tsunami virus corona beberapa waktu lalu yang membuat rumah sakit di negara itu nyaris kolaps.
Peringkat ke-3 ada Brasil yang memiliki20.066.587 kasus virus corona.
Pada pertengahan tahun 2020 lalu, Brasil sempat dinyatakan sebagai episentrum pandemi virus corona.
Hanya 3 negara itu yang memiliki jumlah kasus virus corona di atas 10 juta. Sisanya di bawah 10 juta kasus.
“Prevalensi kita sebenarnya tidak sama dengan yang dilaporkan (Satgas)."
"Menurut saya, yang terjadi saat ini adalah tsunami Covid-19,” kata Miko dalamwebinarIkatan Alumni (Iluni) UI bertajuk “Bagaimana Strategi Penanganan Covid-19 Gelombang ke-2” pada Sabtu (31/7/2021).
Membandingkan hal itu, maka menurut Miko, Indonesiaseharusnya menduduki peringkat ke-4 bahkan bisa ke-3.
Pernyataan Miko itu karena dia sudahtiga kali melakukan survei prevalensi kasus Covid-19.
Hasilnya memang sangat berbeda dengan apa yang dilaporkan Satgas Covid-19.
Misalnya, kasus virus corona di Bali seharusnya54 kali lebih tinggi dibandingkan data pemerintah padaperiode November-Desember 2020.
Atau juga45% warga ibu kota telah terinfeksi Covid-19pada Januari-Maret 2021.
Salah satu alasan yang membuat kasus virus corona di Indonesia tidak begitu tinggi adalah jumlah tes yang memang tidak banyak.
Dalam sehari, mungkin hanya ratusan atau paling panjang 1 juta tes dilakukan.
Berbeda dengan AS yang melakukan 10 juta tes swab setiap harinya.