Memang tidak setiap hari Whempy melakukannya, biasanya dilakukan pada Jumat awal bulan, atau setiap kali ada rezeki yang datang padanya.
"Kalau saya ada rezeki, pasti saya lakukan lagi," ujar Whempy dihubungi Kompas.com, Jumat (16/7/2021).
Pria 40 tahun ini sebenarnya juga korban dari efek pandemi, karena usaha beberapa rumah makan maupun bus pariwisatanya tidak ada yang beroperasi lagi sejak dua tahun lalu.
"Ada tujuh cabang di Jawa dan Bali. Tutup semua. Ini baru bikin hotel Red Doorz sejak Januari kok lumayan bisa bertahan dan ada sisa," ungkap pengusaha rumah makan Karunia Group ini.
Situasi ekonomi saat ini memang susah dan ia turut merasakannya, namun ia mampu bertahan, bahkan menjalankan tanggung jawab sosialnya dengan membantu sesama.
"Situasi ekonomi akibat pandemi yang menyengsarakan masyarakat akar rumput," ujarnya.
Maka, gerakan cantol sayur yang dilakukannya itu memiliki harapan bisa meringankan beban ekonomi warga, terutama kalangan tidak mampu.
"Tujuan kedua agar semakin banyak yang ikut berbagi. Warga yang sudah mapan atau ada kelebihan, bisa turut saling mengisi," jelasnya.
Baca Juga: 'Pandemi Belum Usai,' WHO Kini Peringatkan Munculnya Varian Virus Corona yang Lebih Berbahaya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR