Intisari-Online.com- Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air terus bertambah setiap hari.
Pada Kamis (1/7/2021), kasus aktif Covid-19 mencapai 253.826 kasus. Jumlah ini merupakan yang tertinggi selama pandemi Covid-19 di Indonesia.
Angka itu setara dengan 11,5 persen dari total kasus konfirmasi positif Covid-19.
Sementara itu, ada kejadian mengenai satu keluarga Indonesia positif Covid-19 yang diizinkan masuk ke Australia hingga memicu kegeraman.
Keputusan Pemerintah Australia diketahui telah mengizinkan satu keluarga yang positif Covid-19 masuk ke Australia dengan menggunakan pesawat sewaan dari Indonesia pekan lalu dinilai sebagai sebuah "kemunafikan".
Penilaian ini diutarakan oleh Sunny Joura, seorang warga Australia yang pernah tertahan lama di India dan sempat batal berangkat ke Australia setelah diketahui positif Covid-19.
Sebuah laporan mengungkap bahwa otoritas kesehatan dan Pemerintah di Australia Selatan telah menyetujui keluarga yang terdiri atas 3 orang untuk menggunakan prosedur penerbangan evakuasi medis dari Indonesia, yang biayanya ditanggung sendiri keluarga.
Keluarga yang terdiri dari 2 orang dewasa dan seorang anak sekarang masih menjalani karantina di medi-hotel Tom's Court di pusat Kota Adelaide, seperti yang dilansir dari ABC Indonesia pada Kamis (1/7/2021).
Jenis penerbangan evakuasi medis atau "medevac" ini merupakan yang pertama tiba di Australia Selatan sejak pandemi, namun Pemerintah setempat menyatakan hal itu lazim dilakukan antar negara bagian.
Padahal sebelumnya, pasien positif Covid-19 dari negara lain ditolak haknya untuk naik penerbangan repatriasi pulang ke Australia.
Sunny mengatakan banyak warga negara Australia keturunan India masih tertahan di India, tak bisa pulang ke Australia, setelah hasil tes positif Covid-19.
"Saya sendiri adalah warga Australia yang tertahan dan akhirnya bisa ke Australia pada 27 Mei."
"Sejak itu saya membantu sesama warga Australia yang masih tertahan di negara lain," ujarnya.
Bantuan yang dimaksudkan Sunny ini yaitu menjelaskan prosedur, mendapatkan hotel karantina, apa yang harus dilakukan sebelum terbang, persyaratan tes Covid-19 atau sekadar menjawab pertanyaan di jejaring sosial.
Sunny mengaku sempat tertahan di India karena mengalami hasil tes positif palsu sebelum naik pesawat repatriasi kembali ke Australia.
Dia menyebut keputusan membolehkan satu keluarga yang positif Covid-19 mendarat di Adelaide itu "sangat tidak adil".
"Saya kaget melihat hal itu. Sangat mengejutkan. Saya merasa ada standar ganda di sini," katanya.
"Tidak semua orang memiliki uang sebanyak yang harus dibayar orang-orang ini untuk bisa menggunakan penerbangan medevac," tambah Sunny. "Mereka bisa terbang dan pemerintah memberi izin," ungkapnya.
"Sedangkan orang lain, misalnya di India atau negara lain yang memiliki kondisi kesehatan serius dan mungkin positif, ditolak izin masuknya atau jenis repatriasi khusus apa pun," jelasnya.
(*)