Findlay bukanlah orang pertama yang membuat klaim mengejutkan ini.
Pada tahun 1888, Inspektur Kepala Inggris Frederick Abberline juga berpikir seorang wanita mungkin telah melakukan pembunuhan berdasarkan pernyataan saksi setelah kematian Mary Kelly, yang diketahui sebagai korban terakhir Ripper.
Beberapa jam setelah kematiannya, saksi bersumpah mereka melihat Kelly. Hal itu membuat Abberline percaya bahwa pembunuhnya mengenakan pakaian Kelly untuk melarikan diri dari TKP.
Bahkan Sir Arthur Conan Doyle, penulis buku Sherlock Holmes, berspekulasi bahwa seorang wanita mungkin berada di balik kejahatan itu karena hanya bidan yang bisa berjalan melalui London dengan darah di pakaiannya tanpa menarik banyak perhatian.
Keadaan tubuh korban yang dimutilasi juga menunjukkan kemungkinan Ripper adalah seorang wanita.
Sementara keterampilan pisau si pembunuh membuat mereka menjulukinya "Tukang Daging", banyak wanita abad ke-19 memiliki pengetahuan anatomi untuk melakukan kejahatan.
Secara khusus, bidan atau ahli aborsi akan dapat mengangkat rahim melalui pembedahan, seperti yang dilakukan Ripper pada beberapa korbannya.
Dan jika Jack the Ripper sebenarnya adalah Jill the Ripper, ada satu tersangka yang menonjol bagi para penyelidik abad ke-19: Mary Pearcey.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR