Salah satu drone Angkatan Laut yang sekarang sedang dikembangkan, Raytheon's Barracuda, direkayasa dengan tautan data bawah laut nirkabel dan algoritme otonom sehingga dapat menemukan, melacak, dan bahkan menghancurkan target musuh seperti ranjau, tanpa memerlukan campur tangan manusia.
Jika China mengoperasikan pesawat tak berawak dengan kapasitas seperti ini, kapal selam dan kapal permukaan AS dapat berada pada risiko yang lebih besar.
Namun, Angkatan Laut AS telah bekerja di jaringan bawah laut selama bertahun-tahun dan, berdasarkan informasi yang tersedia di surat kabar, drone bawah laut Robot-Shark China yang baru tampaknya tidak mungkin menyaingi Amerika Serikat.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR