Khawatir pada Gerak-gerik Hamas, Israel Bakal Sita Akun Hamas yang Digunakan untuk Kumpulkan Mata Uang Kripto, Memangnya Digunakan untuk Apa?

Tatik Ariyani

Penulis

Ilustrasi bitcoin
Ilustrasi bitcoin

Intisari-Online.com -Pada Kamis (8/7/2021), Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz memerintahkan pasukan keamanannya untuk menyita akun cryptocurrency Hamas.

Seperti diketahui, Israel akan melakukan apapun untuk menghancurkan Hamas.

Hamas terpilih secara demokratis pada 2006 dan merebut Jalur Gaza setahun kemudian dari partai saingannya, Fatah.

Sejak itu, Israel telah melancarkan 4 serangan besar di daerah kantong yang terkepung tersebut, hingga menewaskan ribuan warga sipil.

Baca Juga: Israel Akan Sita Akun Hamas yang Digunakan untuk Kumpulkan Mata Uang Kripto Lantaran Disukai untuk Transaksi Gelap

Serangan terbaru terjadi pada Mei, menewaskan 260 warga Palestina, termasuk setidaknya 66 anak-anak. Sedangkan di Israel, 13 orang tewas, termasuk 2 anak.

Gencatan senjata Israel dan Hamas yang ditengahi oleh Mesir setelahnya, telah dilanggar beberapa kali selama sebulan terakhir, dengan jet tempur Israel menargetkan beberapa daerah yang dikatakan milik situs militer Hamas.

Rencana penyitaan akun cryptocurrency Hamas itu dilakukan setelah dilakukan operasi gabungan.

Baca Juga: Makin Serius Hancurkan Palestina, Israel Berencana Gunakan Senjata Tercanggihnya Ini Untuk Gempur Hamas, Bisa Menyerang Musuh Tanpda Dikendalikan

Dengan dilakukan operasi tersebut, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan "terbongkar sudah situs dompet elektronik" yang digunakan Hamas untuk mengumpulkan Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Cryptocurrency seperti Bitcoin, disukai untuk transaksi gelap karena dianggap sulit dilacak.

Israel juga mengatakan bahwa Hamas telah melancarkan kampanye online.

Kampanye tersebut untuk mengumpulkan sumbangan bagi sayap militernya, sebuah upaya yang dipercepat setelah perang 11 hari di Gaza pada Mei 2021.

Dilansir Kompas.com dari Al Jazeera pada Jumat (9/7/2021), Gantz mengatakan, "Alat intelijen, teknologi, dan alat hukum yang memungkinkan kami untuk mendapatkan uang teroris di seluruh dunia, merupakan terobosan operasional."

Pada 2020, departemen kehakiman AS mengatakan telah menyita jutaan dolar dari rekening cryptocurrency yang diandalkan oleh kelompok-kelompok bersenjata.

Baca Juga: Dibutuhkan 3 Perjalanan Berbahaya Kapal Perang untuk Evakuasi, Begini Ketika Pasukan Sekutu Dipukul Mundur oleh Jepang di Timor Leste selama Perang Dunia II

Kelompok-kelompok itu termasuk al-Qaeda dan ISIS untuk membiayai organisasi dan plot kekerasan mereka.

Departemen mengatakan telah menyita sekitar 2 juta dollar AS (Rp 29 miliar), di samping lebih dari 300 akun cryptocurrency, 4 situs web, dan 4 halaman Facebook yang terkait dengan skema milisinya.

Salah satu cabang penyelidikan AS menargetkan sayap militer Hamas.

Pejabat penegak hukum menyita lebih dari 150 akun cryptocurrency yang mereka katakan digunakan untuk mencuci dana untuk dan dari akun yang dioperasikan oleh Hamas.

Artikel Terkait