Intisari-online.com -Mei lalu, Israel telah hancurkan Jalur Gaza dengan bom, mengklaim mereka menarget 'teroris' Hamas.
Namun bangunan penduduk, toko buku, rumah sakit dan tempat tes Covid-19 telah diratakan dengan tanah.
Tindakan Israel disebut oleh Amnesty Internasional sebagai kejahatan perang.
Tindakan Hamas sendiri juga tidak bisa dibenarkan dan disebut-sebut juga sebagai kejahatan perang.
Namun meski begitu, bom Hamas hanya terbuat dari bahan-bahan selundupan dan berbahaya karena sifatnya yang tidak diawasi.
Sedangkan Israel telah memilliki industri senjata besar, menjadi eksportir senjata kedelapan terbesar di planet.
Tidak heran, persenjataan militer Israel juga berasal dari impor senjata dari luar negeri senilai miliaran dolar.
Mereka yang mengekspor ke Israel adalah negara-negara yang sebenarnya juga terlibat dalam kejahatan perang.
Dilansir dari Middle East Eye, berikut adalah 5 negara tersebut.
Kanada
Kanada mengekspor sekitar 0.3% dari impor senjata besar Israel antara 2009-2021 menurut angka Sipri(Stockholm International Peace Research Institute Arms Transfer).
Kanada mengirim 13.7 juta Dolar dalam peralatan militer dan teknologinya ke Israel tahun 2019, senilai 0.4% dari ekspor senjata total menurut The Globe dan Mail.
Inggris
Inggris tidak berada dalam pangkalan data Sipri tahun belakangan ini, tapi juga menjual senjata ke Israel dan telah mendaftarkan 400 juta Poundsterling sejak 2015 menurut CAAT (Campaign Against the Arms Trade).
Inggris sudah diminta mengakhiri penjualan senjata dan dukungan militer ke Israel dan sudah menyelidiki jika senjata Inggris telah dipakai untuk mengebom Gaza.
Jumlah sesungguhnya dari ekspor Inggris ke Israel jauh lebih tinggi dari angka yang tersedia, karena sistem penjualan senjata yang buram, "lisensi terbuka", serta izin ekspor yang memudahkan jumlah senjata menjadi rahasia.
Smith dari CAAT mengatakan kasarnya 30-40% penjualan senjata Inggris ke Israel dilakukan di bawah lisensi terbuka, tapi tidak diketahui senjata apa saja dan bagaimana dipakainya.
Perusahaan Inggris yang menyuplai senjata ke Israel termasuk BAE Systems; Atlas Elektronik UK; MPE; Meggit, Penny + Giles Controls; Redmayne Engineering; Senior PLC; Land Rover; dan G4S.
Italia
Italia menyumbang 5.6% senjata besar Israel antara 2009-2020, dari 2013-2017, Italia mengirimkan 581 juta Dolar senjata ke Israel menurut CAAT.
Israel juga sepakat mendapat pelatihan terbang dengan balasannya rudal dan senjata lain.
Ironisnya, Italia bergabung dengan negara Eropa mengkritik penjajahan Israel di Sheikh Jarrah Mei lalu, tapi tetap menjual senjata ke Israel.
Pekerja pelabuhan di Livorno menolak mengisi kapal berisi senjata ke pelabuhan Israel di Ashdod setelah diberitahu LSM Italia The Weapon Watch, tentang isi kargo.
"Pelabuhan Livorno tidak akan terlibat dalam pembantaian warga Palestina," ujar pernyataan Unione Sindicale di Base.
Jerman
Jerman menjadi negara pemasok senjata terbesar kedua ke Israel, terhitung ada 24% impor senjata Israel antara 2009-2020.
Jerman tidak menyediakan data senjata yang mereka kirim tapi mengisukan lisensi penjualan senjata ke Israel senilai 1.93 miliar Dolar dari 2013-2017 menurut CAAT.
Angka Sipri tunjukkan Jerman menjual senjata ke Israel selama 1960-an dan 1970-an dan telah melakukannya setiap tahun sejak 1994.
Jerman lebih banyak menyediakan kebutuhan kapal selam bagi Israel.
Amerika Serikat (AS)
Amerika menjadi satu negara pengekspor senjata terbesar ke Israel, antara 2009-2020, lebih dari 70% senjata Israel dibawa dari AS, menurut data Sipri yang hanya melibatkan senjata besar saja.
Sipri mengungkap AS telah mengirim senjata ke Israel sejak 1961, dan menurut CAAT AS mengirimkan 4.9 miliar Dolar senjata ke Israel antara 2013-2017.
Bom buatan AS juga telah difoto di Gaza pada serangan terakhir Israel ke Gaza.