Berpacu dengan Waktu, Pemerintah Sudah Siapkan yang Terburuk Jika Kasus Harian Covid-19 Makin Menggila, Begini Selengkapnya

Maymunah Nasution

Editor

Aturan PPKM disampaikan Luhut
Aturan PPKM disampaikan Luhut

Intisari-online.com -Sebagai koordinator PPKM Darurat, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sudah siapkan yang terburuk.

Salah satunya mengenai melonjaknya pasien Covid-19.

"Angka ini bisa terus naik. Seperti kemarin 29 ribu, bisa saja kita mungkin sampai ke 40 ribu, atau lebih," kata Luhut dikutip dari Kompas.com.

Skenario terburuk sudah disiapkan oleh pemerintah menghadapi puncak gelombang kedua penyebaran virus Corona.

Baca Juga: Spesialis Penyakit Dalam RSDC Wisma Atlet Bagi Tips Isolasi Mandiri untuk Pasien Covid-19

"Oleh karena itu, skenario-skenario untuk menghadapi itu tadi sudah kita lakukan. Jadi baik mengenai obat, mengenai oksigen, maupun dari rumah sakit," kata Luhut.

Salah satu caranya adalah menghubungi negara-negara tetangga guna meminta bantuan.

"Kita juga sudah komunikasi dengan Singapore. Kita komunikasi juga dengan Tiongkok, dan komunikasi juga dengan sumber-sumber lain," kata Luhut.

Menurut Luhut, yang mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk mengomandoi PPKM Darurat 3-20 Juli 2021, persiapan secara komprehensif untuk menghadapi kemungkinan perburukan situasi Covid-19 telah dilakukan oleh pemerintah.

Baca Juga: Program PEN Telah Disalurkan Kepada 120 hingga 140 Juta Jiwa

Luhut juga memantau kondisi PPKM Darurat di masing-masing daerah.

"Kita engage Facebook Mobility dan Google Traffic serta cahaya malam dengan NASA. Jadi dengan begitu kita bisa melihat pelaksanaan daripada PPKM ini apakah dilaksanakan dengan baik," ujar Luhut.

Target pemerintah adalah menurunkan mobilitas masyarakat sampai 30% dengan PPKM Darurat.

Jika bisa 50% jauh lebih baik, mengingat bagaimana masifnya penebaran varian Delta Covid-19.

Baca Juga: Rumah Sakit Kolaps dan Pemakaman Harus Antri, Seperti Inilah Situasi di Jakarta yang Mirip dengan India, Cuma Butuh 1 Bulan untuk Itu! Masih Tidak Percaya Adanya Covid-19?

Luhut mengatakan, apabila PPKM darurat dilaksanakan dengan maksimal, mulai pekan depan, diharapkan pelandaian kurva sudah dapat terlihat, dan akan terus menurun.

"Jadi kalau ada yang bilang semua tidak terkendali sangat tidak benar. Bahwa ada masalah sangat banyak, (benar) sangat banyak masalah, tapi masalah ini satu per satu kami kira kita selesaikan dengan baik," kata Luhut.

Sementara itu langkah dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin adalah berkoordinasi dengan sejumlah instansi guna meningkatkan kapasitas sistem kesehatan yang mengalami over capacity.

Penambahan kapasitas terutama dilakukan di DKI Jakarta.

Baca Juga: Tak Melulu Susu Merek Tertentu yang Diperebutkan, WHO Sarankan Makan Makanan Berikut Ini saat Pandemi Covid-19

900 tempat tidur ditambah serta 50 tempat tidur ICU Covid-19 memanfaatkan Wisma Haji, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

"Mudah-mudahan itu bisa beres dalam dua hari ke depan. Sehingga 900 tempat tidur baru bisa kita buka. Ditambah ada 50 tempat tidur ICU, bekerja sama dengan Kementerian BUMN, juga di Wisma Haji, kita akan persiapkan," kata Budi.

Budi menambahkan, Kemenkes juga bekerja sama dengan BNPB untuk menggandakan kapasitas tempat isolasi pasein Covid-19 di Wisma Atlet, dengan memberikan tambahan sekitar 7.000 tempat tidur isolasi di Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput.

"Sehingga dengan demikian bisa kita tampung untuk masuk ke tempat tidur isolasi terpusat, atau juga masuk ke tempat tidur rumah sakit," kata Budi.

Baca Juga: Jangan Panik Jika Anggota Keluarga yang Isolasi Mandiri di Rumah Alami Penurunan Saturasi Oksigen, Cukup Terapkan P3K Sederhana yang Bisa Dilakukan di Rumah Ini

Selain itu, Budi mengatakan, pemerintah juga menyediakan bantuan telemedicine bagi pasien Covid-19 yang harus menjalani isolasi mandiri di rumah atau tempat tinggal masing-masing.

"Bekerja sama dengan 11 platform telemedicine agar mereka bisa tetap berkonsultasi dengan dokter dan bisa mendapat layanan obat gratis dari Kemenkes.

"Untuk sementara, layanan 11 telemedicine dengan obat gratis ini dilakukan di DKI Jakarta," kata Budi.

Artikel Terkait