Namun, bagian terburuk dari itu semua adalah terkait dengan hukuman yang dijatuhkan kepada setiap anak yang melanggar.
Mereka bisa dihukum secara fisik jika sampai melanggar aturan terkait larangan untuk tak lagi mengenakan segala atribut suku mereka.
Bahkan beberapa saksi hidup menyebut mereka dilecehkan secara seksual jika sampai ketahuan mengucapkan bahasa asli pribumi Kanada.
Hal inilah yang diduga menjadi latar belakang banyaknya kuburan anak yang ditemukan di sekitar bekas gereja sekaligus sekolah asimilasi.
Indonesia "menirunya"?
Praktik keji di atas tentunya akan mudah untuk mendapatkan tentangan dari hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Hanya saja, merujuk ABC News, Indonesia, khususnya pihak militer, disebut pernah melakukan hal serupa.
Hal tersebut terjadi di periode 1975 hingga 1999, kala Timor Leste masih menjadi provinsi Indonesia.
KOMENTAR