Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi seiring dengan ditemukannya ratusan (ada yang menyebut lebih dari seribu) kuburan anak-anak pribumi, Rabu (30/6/2021).
Kuburan-kuburan tak bernama tersebut ditemukan di bekas sebuah sekolah yang dijalankan oleh Gereja Katolik yang didanai oleh pemerintah.
Selama bertahun-tahun, sekolah tersebut telah secara paksa memisahkan anak-anak pribumi dari orang tua mereka sendiri.
Dalam rangkaian peristiwa keji yang dikenal dengan "Sixties Scoop" tersebut, pemerintah Kanada yang melakukan asimilasi paksa.
Selama tahun 1950-an hingga 1980-an, anak-anak pribumi ini dipaksa melepas identitas asli mereka sebagai suku asli Kanada.
Melalui undang-undang khusus, gereja berhak untuk mengambil paksa anak-anak pribumi dari orang tuanya.
Setelah diambil dari rumah mereka sendiri, anak-anak ini kemudian ditempatkan ditempatkan di panti asuhan untuk kemudian diadopsi oleh keluarga kulit putih, tidak hanya yang berada di Kanada dan Amerika Serikat.
Hingga pada akhirnya mereka kehilangan nama, bahasa dan hubungan dengan jejak leluhur mereka.
KOMENTAR