Intisari-Online.com - Bagi masyarakat umum, setidaknya sudah satu tahun aktivitasnya terhambat oleh pandemi Covid-19.
Banyak orang berusaha keras untuk tetap berada di rumah atau membatasi kegiatan di luar rumah selama satu tahun terakhir.
Tentunya hal tersebut tidaklah mudah untuk banyak orang.
Selain kesulitan karena tetap harus memenuhi kebutuhan dengan bekerja, rasa bosan juga seringkali merupakan tantangan besar dalam menjalaninya.
Baca Juga: Inilah Sederet Fakta tentang Vaksin Covid-19 untuk Anak di Indonesia, Apa Saja?
Rupanya berbeda dengan kebanyakan orang di dunia, pria di Jepang ini telah melakukan isolasi diri kurang lebih selama 1 dekade!
Ia telah melakukannya jauh sebelum pandemi Covid-19 menyerang dunia.
Pria ini bernama Nito Souji, yang mengaku hanya keluar rumah beberapa bulan sekali untuk memotong rambut.
Apa alasan Souji melakukan isolasi diri sekian lama jika bukan karena pandemi Covid-19?
Baca Juga: Belgia vs Italia di Euro 2020,Ini Sejarah Pertemuan Keduanya
Alasan di balik isolasi diri Souji adalah karena ia mengikuti kebiasaan beberapa orang di Jepang yang disebut 'Hikikomori'.
Melansir The Japan Times, 3 Mei 2020, Kementerian Kesehatan Jepang mendefinisikan hikikomori sebagi orang/individu yang mengisolasi diri di rumah selama lebih dari enam bulan berturut-turut.
Mereka tidak keluar rumah untuk sekolah atau bekerja, dan hanya berinteraksi dengan orang-orang dalam keluarga mereka.
Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang, saat ini ada sekitar 1 juta orang yang masuk dalam kategori hikikomori di seluruh negeri.
Meski, istilah hikikomori mengalami sedikit pergeseran makna akibat pandemi Covid-19.
Bukan hanya mereka yang memang menetapkan tujuan untuk di rumah karena keinginan sendiri, tapi banyak orang yang menjuluki diri Hikikomori karena pandemi Covid-19 membuat mereka melakukannya.
Seorang Hikikomori yang sesungguhnya, bisa menghabiskan waktu paling tidak beberapa tahun atau malah dekade berdiam diri di dalam rumah, seperti yang dilakukan Nito Saouji ini.
Selama menjadi Hikikomori, Souji memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan membeli barang-barang yang diperlukan via online.
Barang belanjaan itu tentu akan dikirim ke apartemen yang ditinggali Souji.
Sama seperti orang lain, ia juga memiliki rutinitas harian. Bedanya, ia menjalani rutinitas dari dalam apartemen.
Souji bahkan memiliki kanal YouTube sebagai sarana untuk menjelaskan apa itu Hikikomori dan tantangan terkait gaya hidup tersebut.
Souji sudah mengasingkan diri selama lebih dari satu dekade sejak ia pulang ke kampung halamannya di Tokyo, Jepang.
Sejak saat itu, dia tidak lagi keluar rumah karena merasa malu pada dirinya.
Nito memutuskan kembali ke kampung halamannya setelah gagal mewujudkan mimpinya sebagai seorang novelis.
Ia juga tidak berhasil memperoleh pekerjaan yang layak setelah tamat kuliah di salah satu universitas di Tokyo.
Awalnya ia berniat menjadi Hikikomori selama 3 tahun. Namun, ternyata ia terus menjadi Hikikomori hingga mencapai satu dekade.
"Saya tidak punya teman di kampung halaman dan saya selalu berada dalam tekanan untuk sukses secara finansial sesegera mungkin.
"Hal itu membuat saya malu untuk pergi keluar rumah. Maka dari itu saya memutuskan menjadi Hikikomori," kata Nito
Di kampung halamannya, Nito mencoba mempelajari teknik menggambar manga (komik Jepang) dengan harapan bisa menjadi seorang penerbit doujinshi (manga indie).
Kemudian mimpi Nito untuk bisa mandiri dari hasil karyanya akhirnya mendorongnya untuk belajar bahasa Inggris dan game development pada 2015 yang masih dilakoninya hingga saat ini.
Baca Juga: Sejarah Hari Kebangkitan Nasional Indonesia, Bangkit Melawan Belanda yang Membodohi Bangsa
Game yang dikembangkannya juga ternyata terinspirasi dari pengalaman Souji menjadi Hikikomori, ia menampilkan tokoh utama yang mirip dirinya.
"Dalam sepuluh tahun terakhir, saya bisa membuat apa pun yang ingin saya buat.
"Meskipun saya menemui hambatan di sana-sini, namun saya menikmati proses itu," kata Nito.
Kini, ia berharap hasil dari penjualan game ini bisa memberinya modal yang cukup untuk mengakhiri masa Hikikomori-nya dan membantunya mencari pekerjaan setelah pandemi Covid-19 berakhir.
(*)