'Takut Lebih Banyak Kotorannya Tergali', AS Disebut Mati-matian Tutupi Laboratorium Penyimpan 'Patogen yang Sangat Patogen' Miliknya, Covid-19 Bisa Berawal dari Sana?

Maymunah Nasution

Editor

Pegawal laboratorium AS yang juga dicurigai sebagai sumber Covid-19
Pegawal laboratorium AS yang juga dicurigai sebagai sumber Covid-19

Intisari-online.com -Selama ini virus Corona SARS-CoV-2 dicurigai bocor dari laboratorium virologi Wuhan, tapi rupanya kecurigaan tidak hanya mengarah ke laboratorium di China itu saja.

Mengutip Global Times, catatan keamanan di laboratorium biologi Amerika Serikat di seluruh dunia ternyata sangat mengerikan.

Hal ini menjadi kemungkinan bahwa virus melarikan diri dari laboratorium AS.

Banyak yang merujuk pada ditutupnya laboratorium Fort Detrick pada Juli 2019.

Baca Juga: Tertutup Rapat Di Balik Bangunan Beton Bergaya Bunker, Rahasia Laboratorium Wuhan Diungkap oleh Satu-satunya Peneliti Asing di Sana, 'Jika Orang Sakit, Saya Berasumsi Bahwa Saya Juga Sakit'

Pada waktu itu, 6 bulan sebelum AS melaporkan kasus Covid-19 pertamanya, laboratorium militer di Fort Detrick yang mempelajari infeksi mematikan seperti Ebola dan cacar ditutup setelah CDC AS mengisukan perintah berhenti.

Pejabat CDC menolak membeberkan informasi lebih banyak setelah menyebut 'alasan keamanan nasional'.

Institut Penelitian Medis untuk Penyakit Menular Militer AS (USAMRIID) yang berada di Fort Detrick, Maryland, mengatakan pada Agustus 2019 bahwa penutupan laboratorium itu karena pusat penelitian itu tidak punya "sistem yang memadai di tempat untuk mendekontaminasi air limbah" dari keamanan tertinggi laboratoriumnya, seperti mengutip laporan New York Times.

Lantas apa yang sebenarnya terjadi di Fort Detrick pada Juli 2019?

Baca Juga: Jadi Satu-Satunya Orang Luar China yang Bekerja di Laboratorium Wuhan, Wanita Asal Australia Ini Bocorkan Situasi Asli di Laboratorium Wuhan, Rupanya Seperti Ini

Awal Juni, pengguna Twitter di Virginia mendapatkan dokumen CDC mengenai inspeksi laboratorium Fort Detrick di bawah Aksi Kebebasan Informasi (FOIA).

Sebagian besar dokumen adalah email antara pejabat CDC dengan berbagai departemen dan USAMRIID antara 2018-2019.

Walaupun beberapa email itu juga diungkap oleh media televisi di Washington, ABC, hasilnya tidak mendapat cukup banyak perhatian.

Namun, email tersebut membeberkan beberapa pelanggaran di laboratorium Fort Detrick selama inspeksi CDC tahun 2019, empat darinya dianggap pelanggaran serius.

Baca Juga: Bawa Rahasia Laboratorium Wuhan, Mata-mata China Ini Dikabarkan Membelot ke AS, Kini Sosoknya Diburu China dan AS

Salah satu pelanggaran seriusnya adalah seorang inspektur yang memasuki ruangan tanpa menggunakan pelindung pernapasan yang diperlukan sementara orang lain di ruangan itu melakukan prosedur dengan primata non-manusia di atas meja pembedahan mayat.

Penyimpangan dari prosedur entitas ini menghasilkan paparan kerja pernapasan terhadap beberapa agen aerosol tertentu, ujar CDC.

Pelanggaran lainnya adalah CDC memaparkan USAMRIID telah "secara sistematis gagal memastikan pelaksanaan biosafety dan prosedur penanganan risiko yang berkaitan dengan bekerja dengan beberapa agen dan racun."

Pelanggaran lainnya termasuk tidak adanya penanganan limbah yang pantas di mana limbah tidak dipindahkan dalam wadah anti bocor, menyebabkan potensi bocor atau tumpah.

Baca Juga: Dunia Kini Hanya Tinggal Sisakan Satu Harapan, Asal-usul Covid-19 Harus Terungkap oleh Tim Ini, Jika Tak Ingin Menunggu Hingga Dua Dekade

Dokumen CDC tunjukkan jika mereka sudah mengirim surat kekhawatiran kepada USAMRIID, yang menghasilkan penutupan sementara lab Fort Detrick tahun 2019.

Beberapa ahli virus dan analis yang diwawancarai oleh Global Times mendesak laboratorium Fort Detrick untuk dibuka guna investigasi internasional.

Pasalnya pakar internasional sudah mengunjungi Institut Virologi Wuhan untuk diselidiki.

Banyak politikus Barat dan outlet media menyalahkan pandemi ini kepada Wuhan.

Baca Juga: Jauh dari Nalar, Pakar Sebut China Bisa Bebas dari Tuntutan Jika Teori Kebocoran Laboratorium Covid-19 Terbukti, Justru Negara-negara Ini yang Jadi Sasaran

Wuhan disebut menjadi tempat pertama virus terdeteksi dan di mana virus datang, meskipun bukti menunjukkan bukan Wuhan sumber Covid-19.

Dalam contoh terbaru Juni kemarin, penelitian yang dilaksanakan oleh Institut Kesehatan Nasional, Program Peneitian All of Us temukan bukti infeksi Covid-19 di AS paling awal pada Desember 2019, beberapa minggu sebelum dokumentasi infeksi pertama di negara itu.

Wuhan mencatat gejala Covid-19 paling awal dari pasien pada 8 Desember 2019.

Saat ditanya mengapa virus ditemukan pertama kali di Wuhan, ilmuwan anonim itu mengatakan jika virus sulit dideteksi di tahap awal, terutama di musim gugur dan musim dingin dengan lebih banyak kasus flu.

Baca Juga: Facebook Pun Sampai Menjilat Ludahnya Sendiri, Teori Kebocoran Laboratorium Covid-19 Kini Makin Tak Terbendung Usai Terungkapnya Sebuah Email Rahasia

Serta, kasus infeksi ini belum menarik perhatian banyak orang sampai infeksi mencapai jumlah yang besar, yang mana terjadi di Wuhan.

Sementara itu Zeng Guang, mantan kepala epidemiolog di CDC China mengatakan kebocoran laboratorium mudah dikenali, dengan infeksi akan tunjukkan gejala.

Pakar WHO menilai hipotesa kebocoran laboratorium ketika kunjungi Wuhan dan temukan tidak ada bukti, dan spekulasi tentang Wuhan seharusnya berakhir sekarang.

Zeng kemudian mengatakan AS takut inspeksi WHO dilakukan di laboratorium mereka.

Baca Juga: Belum Hilang Tuduhan Jadi Tempat Asal Covid-19, Laboratorium Wuhan Ini Justru Menjadi Kandidat Penerima Penghargaan Sains dan Teknologi

AS adalah satu-satunya negara yang memiliki mekanisme verifikasi Konvensi Senjata Biologi, yang mana memiliki masalah sistematis ujar Zeng.

Ia menambahkan AS takut investigasi ke dalam laboratorium mereka akan menuntun kepada makin banyak borok dikeluarkan.

Artikel Terkait