Penulis
Intisari-Online.com -Pencarian atau lebih tepatnya penyelidikan mengenai asal-usul Covid-19 masih terus dilakukan hingga kini.
Setidaknya merujuk pada perintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang hanya berjarak waktu dua bulan dari dipublikasikannya hasil penyelidikan WHO tentang asal-usul Covid-19.
Memang, banyak yang menyebut hasil penyelidikan WHO yang dirangkum dalam berkas setebal 120 halaman tersebut tidak menghasilkan apapun yg berarti.
Namun, beberapa pihak mempertanyakan kemungkinan bahwa penyelidikan yang diperintahkan oleh Biden tersebut kelak hanya akan berguna untuk AS.
Apalagi, banyak yang menilai bahwa AS tidak mencari asal-usul Covid-19, melainkan mencari bukti dari teori kebocoran laboratorium Covid-19.
Tujuannya? Ya, jelas akan membuat China, sebagai negara asal munculnya Covid-19, yang secara kebetulan kini jadi musuh terkuat AS, akan semakin tersudut.
Namun, pertanyaan yang kemudian muncul: sebenarnya seberapa pentingkah teori kebocoran laboratorium harus diteliti?
Pertanyaan lainnya, apakah dampak dari hasil penyelidikan tersebut kelak bagi AS dan bagi China sendiri?
MenurutJames Tiessen,direktur Master of Health Administration (Community Care) di Ryerson University, apa yang dilakukan WHO dan Biden sangat wajar dilakukan.
“Mengingat bukti yang kita miliki sekarang – atau kurangnya bukti yang kita miliki sekarang – Anda tidak bisa mengabaikan salah satu hipotesis,” kata Tiessen, seperti dikutip dari globalnews.ca, Rabu (23/6/2021).
David Sheinin, pakar politik dan direktur Master of History di Trent University kemudian menyebutkan beberapa virus yang diyakini, beberapa bahkan terbukti, muncul akibat kebocoran laboratorium.
Virus-virus tersebut antara lain adalahH1N1 (Flu Babi) dan SARS.
“Orang membuat kesalahan, jadi hal semacam ini bisa terjadi,” kata David Sheinin.
“Banyak negara memiliki laboratorium (penelitian virus dengan keamanan tinggi) serupa. Kanada melakukannya. Amerika Serikat melakukannya. Dan tentu saja China juga memilikinya, di Wuhan.”
Hanya saja,Tiessen dan Sheinin sedikit pesimis hasil laporan akan diumumkan secara terbuka jika kelak membuktikan teori kebocoran laboratorium.
Keduanya sepakat bahwa kelak yang akan muncul adalah label "teori konspirasi" pada hasil peneltiian yang sebenarnya dipastikan memiliki "bukti mutlak" tersebut.
Untuk apa mencariasal-usul jika vaksin Covid-19 sudah tersedia?
“Karena kita harus siap menghadapi (serangan pandemi)berikutnya,” tegas Tiessen.
Sebab, seperti pendapat para pakar kesehatan lain,Tiessen menganggap bahwa informasi tentang dari mana virus corona berasal akan membantu mempelajari cara penularan, solusi terbaik untuk mencegah dan mengobatinya, serta sebagai perwujudan transprasi publik.
Hanya saja, Dr. Ahmad Firas Khalid, seorang dokter medis dan pakar kebijakan politik dan kesehatan di Universitas Wilfrid Laurier, meragukan tim investigasi yang diperintahkan Biden akan mendapatkan hasil yang signifikan dibandingkan dengan hasil penyelidikan WHO.
“Saya pikir durasi 90 hari (dari penyelidikan tim investigasi Biden) dirancang secara strategis sehingga cukup untuk memberi tekanan, oleh negara lain, pada pemerintah China untuk lebih datang.”
Apa dampak pengungkapan asal-usul Covid-19 bagi AS?
Untuk hal ini,Sheinin menganggap bahwa keberhasilan pengungkapan asal-usul Covid-19 penting untuk citra AS di mata global, khususnya di bidang sains.
"Jika merekaberhasil mengungkapnya,saya pikir itu akan menegaskan kembali keunggulan internasional yang sudah lama ada untuk sains Amerika, dan saya pikir Biden sadar akan hal itu," katanya.
Jika virus itu ditemukan berasal dari laboratorium di China – bahkan secara tidak sengaja – Khalid mengatakan AS dan negara-negara lain masih dapat meminta pertanggungjawaban mereka.
“Saya pikir akan ada dampak besar secara diplomatis,” kata Khalid. “Sanksi adalah satu cara … apakah kita memiliki kemampuan untuk menegakkan sanksi tersebut terhadap China akan menjadi hal yang berbeda.”
Lalu apa dampak hasilinvestigasi bagi China?
Carmel Tse ketua dewan direktur Dewan Nasional Kanada China di London, Ontario, Kanada, akan membuat China jadi target sasaran dunia.
Padahal, menurut Tse, setiap pemerintah di dunia justru memilki tanggung jawab sendiri atas penyebaran Covid-19.
“Setiap pemerintah yang bertanggung jawab di Bumi, di mana pun, harus memiliki tanggung jawab untuk menemukan akar penyebab pandemi yang menyebabkan banyak kematian ini,” kata Tse.
Pada akhirnya, apapun hasil investigasi (jika ada), Khalid mengatakan hal itu tidak boleh mengalihkan perhatian publik dari mitigasi penyebaran COVID-19.
“Tidak peduli dari mana asal virus COVID-19, kenyataannya tetap merupakan penyakit menular. Itu tidak berubah dan buktinya keras dan jelas.”