Intisari-Online.com – Inilah kisah rekonsiliasi yang terjadi saat pengungsi kembali ke Timor Leste.
“Rekonsiliasi itu luar biasa. Mereka duduk dalam kerumunan kecil, menangis, dan saling berpelukan.”
Seorang pejabat PBB yang mengurus para pengungsi, menggambarkan pekerjaan pusat transit La Quarantina Dili untuk para pengungsi yang kembali ke Timor Lorosa’e yang merdeka.
UNHCR, yang bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia, melihat kepulangan pengungsi dari Timor Barat sebagai berita baik, terutama karena pesan rekonsiliasi terus-menerus dari Presiden Xanana Gusmao, ketika itu.
Hingga 35.000 orang akan kembali sebelum tenggat waktu UNCHR 31 Desember 2002 ditetapkan berakhir, melansir Irish Times (31/5/2002).
Sekitar 15.000 dari perkiraan 250.000 orang melarikan diri dari pembunuhan besar-besaran milisi pada September 1999.
Meskipun tingkat pengembalian telah menurun sekitar kemerdekaan Timor Leste pada 20 Mei, nampun hampir 4.000 orang telah kembali pada bulan Mei, menurut Jake Morland dari UNHCR.
Beberapa dari kelompok inti menjadi pelanggar milisi yang serius dan mereka yang melayani penjajah Indonesia sebagai Polisi atau pegawai negeri. Banyak yang hidup dengan baik di Timor Barat.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR