Sementara Xanana dipenjara, Kirsty Sword bekerja menyamar untuk gerakan perlawanan Timor Leste dengan kode nama "Ruby Blade".
Saat itulah kisah cinta Kirsty dengan seorang pejuang kemerdekaan Timor Leste ini dimulai.
Sword bertemu dengan Gusmao di penjara Jakarta pada 1994, dua tahun setelah Xanana Gusmao ditangkap dan dipenjara.
Aktivis Australia-Timor Leste tersebut berhasil mendapatkan izin masuk ke penjara itu padahal dia berada di pihak Timor Leste.
"Saya berjabat tangan dengan Xanana dan saya harus berpura-pura bahwa saya tidak terlalu tertarik padanya," kata Sword pada 2002.
Fasih berbahasa Indonesia setelah dibesarkan di Bendigo dan Melbourne, serta menyelesaikan gelar di Melbourne University, Sword kemudian bekerja sebagai guru dan juru kampanye hak asasi manusia di Jakarta.
Ketika itu, dia mulai menyampaikan pesan dari Xanana di depan polisi dan tentara Indonesia.
Dia menggambarkan Gusmao sebagai seorang pemimpin yang cerdik dalam perjuangan kemerdekaan Timor Timur.
Source | : | Sydney Morning Herald |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR