Advertorial

Inilah Tradisi Pernikahan Orang Timor Leste, Mahar Perkawinan yang Mahal Tetapi Bisa Dilakukan dengan Cara Mencicil

K. Tatik Wardayati

Editor

Intisari-Online.com – Inilah tradisi pernikahan orang Timor Leste yang mahar perkawinannya mahal, tetapi bisa dilakukan dengan cara mencicil.

Pulau Timor sebelum tahun 1976 terbelah menjadi 2.

Di bagian timur dijajah oleh Portugal, dan di bagian barat menjadi wilayah Indonesia.

Namun setelah tahun 1998 gerakan kemerdekaan Timor Timur yang didukung oleh Australia dan Portugal berhasil menekan pemerintah Indonesia untuk mengorganisir sebuah memorandum.

Baca Juga: Akankah Orang Timor Leste Kehilangan Harapan, Setelah Berubah dari Kesuksesan Demokrasi Jadi Negara Minyak yang Gagal?

Di bawah pengawasan PBB, memorandum dilakukan, yang membawa Timor Leste (Timor l’Este) ke dalam kemerdekaan.

Secara historis Pulau Timor merupakan bagian dari kepulauan Nusa Tenggara Timur dengan hubungan laut antara Makassar sampai ke Northern Territory Australia.

Cerita rakyat masyarakat lokal di daerah tersebut mengindikasikan hubungan tersebut.

Terdapat enam kelompok orang yang tinggal di pulau Timor berdasarkan dialek bahasa, atau daerah mereka.

Baca Juga: Orang Timor Leste yang Ramah Sangat Bangga akan Kemerdekaan Mereka, Jangan Sekali-kali Menolak Jika Ditawari Makanan atau Minuman, Tapi Tunggu Ini Dulu!

Orang Atoni adalah ciri khas Melanesia mereka, namun ukuran tubuh yang lebih kecil tinggal di sebagian besar pulau Timor.

Suku Helon tinggal di barat daya kota Kupang, dan pulau Roti.

Orang Belu atau disebut juga Ema Tetun, yang sebagian besar tinggal di Timor LEste saat ini, dan Indonesia.

Orang Kemak yang tinggal juga di kedua negara tersebut menunjukkan ciri fisik yang sama dengan Helon, ciri campuran Melanesia dan Melayu, namun ukuran tubuh mereka paling tinggi di antara semua orang di pulau Timor.

Orang Marae atau Buna yang tinggal di seluruh wilayah Timor memiliki karakteristik yang sama dengan orang Helon.

Orang Kupang yang tinggal di kota Kupang adalah orang campuran dari seluruh Timor, daerah lain di Indonesia, Cina dan Arab.

Pola lembaga perkawinan mereka tidak jauh berbeda dengan etnis lain di Indonesia.

Perkawinan yang ideal adalah anak laki-laki dinikahkan dengan anak perempuan dari saudara laki-laki ibu.

Namun pada kenyataannya seorang remaja bebas memilih pasangannya.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Ekonomi Timor Leste Masih Belum Bisa Lakukan Diversifikasi, Lepas dari Ketergantungan Pendapatan Minyak

Sama halnya dengan etnis lain, mahar pernikahan itu mahal.

Untuk menghindari tradisi ini biasanya orang tua akan menyarankan anaknya untuk memilih pasangan di antara kerabat yang pernah menjalin hubungan perkawinan pada generasi sebelumnya.

Oleh karena itu mahar pernikahan menjadi kecil atau mungkin tidak diperlukan, dan dianggap mempererat hubungan saja.

Jika antara keluarga atau marga laki-laki dan perempuan tidak ada hubungan berdasarkan perkawinan sebelumnya, maka maharnya akan sangat tinggi.

Pembayaran mahar bisa dilakukan dengan cara mencicil.

Sejalan dengan tingkat angsuran yang telah dibayarkan, demikian pula tingkat keanggotaan perempuan pada marga pihak laki-laki sampai lunas untuk sepenuhnya masuk ke dalam marga suaminya.

Dalam beberapa kasus angsuran terakhir biasanya ditolak oleh orang tua dari wanita untuk tetap mempertahankan klan orang tuanya.

Jenis maharnya berupa piring emas atau perak dan sejumlah sapi, sebagai imbalannya keluarga wanita memberikan selimut.

Ini adalah salah satu langkah selama pertunangan.

Baca Juga: Ritual Tara Bandu, Tradisi Kuno dan Unik yang Lindungi Lingkungan Timor Leste, Tak Pernah Dilakukan Kala Diduduki Indonesia dan Dijajah Portugis

Langkah kedua adalah memutuskan pernikahan atau upacara pernikahan dengan organisasi khusus pernikahan.

Pernikahan resmi biasanya dilakukan di gereja karena sebagian besar orang di pulau Timor menganut agama Katolik.

Selama upacara pernikahan, piring emas atau perak akan diberikan lagi kepada orang tua wanita, dan orang tua wanita dan keluarga akan memberikan selimut dan babi sebagai gantinya.

Upacara pernikahan mereka tidak kalah meriahnya dengan etnis lain di Indonesia, karena mereka menganggap pernikahan untuk putra atau putri mereka adalah salah satu peristiwa terpenting dalam tradisi dan kehidupan mereka.

Baca Juga: Perlindungan Anak di Timor Leste Jadi Masalah Serius, Kerap Diselesaikan Secara Tradisional dengan Kompensasi Barang-barang Seperti Ini

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait