Mengenal Achzivland, 'Negara Mini' di Perbatasan Israel, Dibentuk Hanya dengan 2 Orang Penghuni

Khaerunisa

Editor

Achzivland, 'Negara Mini' di Perbatasan Israel.
Achzivland, 'Negara Mini' di Perbatasan Israel.

Intisari-Online.com - Pernahkah Anda mendengar tentang Achzivland? Ini adalah micronation atau 'Negara Mini' di pantai utara Israel perbatasan dengan Lebanon.

Saat pertama didirikan, Achzivland hanya dihuni oleh dua orang, yaitu Eli Avivi yang menjadikan dirinya Presiden negara itu dan istrinya, Rina.

Namun, kini sosok Eli Avivi telah meninggal dunia. Ia berpulang pada 16 Mei 2018 lalu.

Meninggalnya Eli Avivi membuat sang istri Rina, menjadi satu-satunya penghuni negara mikro tersebut.

Baca Juga: Reaksi 'Enteng' Pemerintah Israel Tanggapi Rekaman Suara Berisi Rengekan Sosok yang Disebut Tentaranya Minta Dibebaskan dari Militer Hamas, Israel Punya Keyakinan Sendiri

Apa itu micronation? Bagaimana Eli Avivi membuat negaranya sendiri terpisah dari Israel?

Micronations merupakan entitas politik yang anggotanya mengklaim bahwa mereka punya negara merdeka atau negara berdaulat, tetapi tidak memiliki pengakuan hukum oleh pemerintah dunia atau organisasi internasional besar.

Achzivland tentu bukan satu-satunya, ada sejumlah micronation di dunia, seperti negara mikro di Australia.

Bahkan, mereka bisa memiliki gedung pemerintah, mata uang, hingga lagu kebangsaan.

Baca Juga: Lepas dari Indonesia Puluhan Tahun yang Lalu, Warga Perbatasan RI-Timor Leste Simpan Senjata dari Perjuangan Kemerdekaan Timor Leste dengan Jumlah Fantastis

Micronation pertama yang tercatat mungkin adalah pulau Lundy di Inggris, yang pemiliknya Martin Coles Harman, mengutip geographical.co.uk.

Harman memproklamirkan dirinya sebagai raja dan mulai mengeluarkan koin dan perangko pada awal abad ke-20.

Bagi Achzivland, kisah keberadaanya dimulai pada awal 1950-an, ketika Avivi pertama kali mengunjungi daerah tersebut.

Melansir abc.net.au,Avivi membangun rumahnya sendiri di tepi laut, kemudian bertemu dan menikahi istrinya Rina hampir satu dekade kemudian.

Baca Juga: Penuntut Balas Yahudi, Mimpi Terburuk Nazi, Ingin Racuni 60.000 Tahanan Setelah Perang Dunia II, Namun Ini yang Terjadi Kemudian

Namun, pada tahun 1970, pemerintah Israel justru datang dengan perintah untuk meratakan rumahnya.

Avivi tak tinggal diam terhadap tindakan Pemerintah Israel itu dan menunjukkan keberaniannya.

Sebagai pembalasan, Avivi mendeklarasikan sebidang tanah di sebelah Taman Nasional Achziv sebagai negara merdeka, yang kemudian disebut Achzivland.

Avivi mengungkapkan kepada BBC pada tahun 2015, tentang ketidaksukaan Pemerintah Israel atas aksinya.

Baca Juga: FaktaNikko Jenkins dan Keluarganya, Terlibat 633 Tindak Pidana dalam 4 Dekade Terakhir

"Mereka [Pemerintah Israel] tidak suka saya membuat negara kecil," katanya kepada BBC.

"Mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk membawaku pergi dari sini," ungkapnya.

Avivi mengaku menyukai Israel, tetapi tidak dengan pemerintahannya.

"Sepertinya saya membuat sesuatu yang menentang Israel, tapi itu tidak benar... Saya suka Israel, tempatnya, tapi bukan Pemerintahnya."

Baca Juga: Maksimalkan Khasiat Ketumbar Lewat Mempelajarinya dari Serat Centhini

Roy Arad, seorang penyair, aktivis politik, dan jurnalis Israel menggambarkan Avivi sebagai "seorang pejuang, seorang kekasih, dan seorang bohemian".

Avivi akhirnya mencapai kesepakatan dengan pihak berwenang Israel untuk membayar akses ke laut, dan menciptakan museum "nasional" yang penuh dengan barang antik.

Achzivland pun menjadi tempat peristirahatan hippie untuk melarikan diri dari pekerjaan, tanggung jawab, atau kekhawatiran uang, dengan cita-cita utopis.

Bahkan, pada tahun 1972 "negara" itu menyelenggarakan konser rock mirip Woodstock yang menarik ribuan orang.

Baca Juga: Tak Puas Paksa Negara Tetangga Indonesia 'Surga Kasino' Tempat Judi, China Juga Jadi Cukong yang Babat Hutan Negara Ini Demi Pendulang Cuan

Hal itu membuat marah banyak penduduk kota-kota sekitarnya.

Pengunjung yang sering datang, tertarik oleh gaya hidup yang indah dan garis pantai yang masih asli, termasuk Sophia Loren, Shimon Perez, dan Paul Newman.

Meski Pemerintah Israel tidak pernah secara resmi mengakui micronation Avivi, tapi dia akan mencap paspor pengunjung.

Bahkan, mengutip BBC, Achzivland memiliki House of Parliament, berupa sebuah struktur kayu dengan bantal berserakan di sekeliling meja.

Baca Juga: Kini Ngotot Saling Ancam Perang Jika Salah Satu Punya Senjata Nuklir, Dulu Israel Malah Dukung Iran Mati-matian Lewat Senjata di Perang Melawan Saddam Hussein Ini

Meskipun House of Parliament negara mini itu tidak memiliki anggota parlemen yang menjabat dan tidak pernah mengadakan sesi apa pun.

Dalam wawancara dengan BBC pada 2015, Avivi pernah mengungkapkan bagaimana nasib negara mini itu sepeninggal dirinya.

Rupanya, ia menyerahkan keputusan kepada sang istri.

"Setelah saya pergi, istri saya akan memutuskan apa yang dia inginkan," katanya.

Baca Juga: 'Dia Lebih Sudi Dipermalukan di Akhirat Dibanding di Muka Bumi', Kisah Kematian Pemimpin Boko Haram, Teroris yang Lebih Bengis dari Osama Bin Laden

Sementara apa yang diinginkan Rina adalah untuk melestarikan Achzivland sebagai peringatan permanen untuk Eli Avivi, yang dia gambarkan sebagai "presiden terbaik yang pernah ada".

Dilaporkan, Rina telah membuka pembicaraan dengan pemerintah Israel dengan harapan mencapai tujuan tersebut.

"Achzivland tidak untuk dijual. Kehidupan di sini tidak untuk dijual," katanya.

"Semua orang yang datang ke sini merasa seperti surga, dan Anda tidak bisa memberi harga untuk itu," katanya.

Baca Juga: Sohor Jadi Ajimat Sakti Sang Proklamator, Siapa Sangka Tongkat Bung Karno Pernah 'Renggut Nyawa' Politisi Malaysia, Polah Pembunuh Tak Kalah Aneh

(*)

Artikel Terkait