Terbukti, dengan munculnya sebuah kebijakan radikal yang diambil oleh Xi Jinping pada pertengahan 2021 ini.
Kebijakan yang mengubah sebuah aturan yang selama lebih dari 4 dekade dijalankan dengan sangat ketat di Republik Komunis tersebut.
Aturan yang dimaksud adalah "kebijakan keluarga berencana" di mana China hanya membolehkan satu keluarga memiliki 1 orang anak.
Namun, siapa sangka bahwa aturan tersebut kemudian dilonggarkan bahkan dengan sangat radikal di pertengahan tahun ini, yaitu dibolehkannya keluarga China memiliki hingga 3 orang anak.
Lalu apa yang mendorong Xi Jinping mengambil langkah radikal? Lalu apa juga hubungannya dengan ekonomi China?
Ternyata, menurunnya tingkat kesuburan warga China yang berada di bawah standar mempertahankan populasi, telah mengancam jumlah angkatan kerja baru.
Dengan kata lain, China akan mengalami kondisi kekurangan tenaga kerja jika aturan "satu keluarga satu anak" terus diterapkan.
Namun, apakah perubahan radikal yang diambil Xi Jinping akan menyelamatkan China? Jawabannya adalah bisa jadi tidak.
KOMENTAR