Prajurit juga dilatih untuk menggunakan teknologi ini.
Seorang prajurit infanteri berarti juga akan punya akses lebih banyak ke aset udara.
Mereka dapat mengetahui keberadaan musuhnya hanya dengan dengan satu klik jari mereka.
Perang dalam Perang
Perang dalam perang berarti menggabungkan pengetahuan bahwa ada waktu yang terbatas dan menemukan musuh lebih cepat.
Perang asimetris ini bukanlah hal baru bagi militer barat.
Tentara AS di Vietnam memiliki akses ke senjata besar.
Tetapi Israel tidak dapat menggunakan jenis taktik yang digunakan AS di Vietnam, ia harus menggunakan amunisi presisi dan menghadapi semacam tantangan asimetris yang berlipat ganda di medan perang.
Menerapkan jenis aplikasi teknologi yang ingin Israel gunakan di medan perang akan mengambil banyak bentuk, kata para pejabat IDF.
Itu berarti lebih banyak drone dan kecerdasan buatan.
Lebih banyak teknologi juga ada di tangan prajurit biasa, bukan hanya perwira.
Musuh juga memiliki teknologi yang lebih baik, seperti drone dan smartphone mereka sendiri, jadi Israel harus menghadapi ini.
Sementara beberapa terminologi yang digunakan Israel bersifat umum dan konseptual, hasilnya adalah metode baru mempersiapkan tentara untuk dapat memanfaatkan teknologi baru saat mereka tiba.
Militer terkadang lambat memperkenalkan drone baru atau menggunakan komputer tablet atau laser karena pengadaannya lambat.
Selain itu, radio tentara harus kuat, kokoh, dan terenkripsi.
Israel menunjukkan bahwa doktrinnya telah melompat dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka percaya rencana ini secara fundamental akan mengubah individu prajurit dan bagaimana mereka berperang di tahun-tahun mendatang.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR